Perusahaan Jasa Konstruksi KAB. DELI SERDANG : Kontraktor & Konsultan di KAB. DELI SERDANG

FILTER BY

Tour Type

Duration

CV. GENTA
ASPEKNAS KONSTRUKSI MANDIRI (ASPEKNAS)
CV. FLORA
LSBU GAPEKNAS INFRASTRUKTUR (GAPEKNAS)
CV. KARYA SEJATI UTAMA
SERTIFIKASI BADAN USAHA GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL (GAPEKSINDO)
Showing 601 - 630 of 682

Tentang KAB. DELI SERDANG

logo KAB. DELI SERDANG

Kabupaten Deli Serdang (Abjad Jawi: دلي سرداڠ; Surat Batak: ᯑᯩᯞᯪ ᯘᯒᯩ᯲ᯑᯰ) adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Lubuk Pakam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2023, penduduk kabupaten ini berjumlah 1.953.986 jiwa (2022), dan pada pertengahan 2024 sebanyak 2.046.862 jiwa.

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 kabupaten atau kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup baik. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Kabupaten Deli Serdang juga memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakan oleh hampir semua suku-suku yang ada di Nusantara.

Adapun etnis asli penghuni Kabupaten Deli Serdang adalah etnis Melayu Deli dan sebagian dari etnis Melayu Serdang yang penamaan kabupaten ini juga di ambil dari dua kesultanan, yakni Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang. Etnis Batak Karo juga menjadi penghuni asli di beberapa kecamatan di kabupaten ini, yang rata-rata mendiami wilayah hulu/wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Karo. Kemudian Batak Toba, Batak Simalungun dan etnis Batak lainnya ditambah beberapa suku pendatang yang dominan seperti dari Jawa, Minangkabau, Nias, Tionghoa, India, dan lain-lain juga menempati kabupaten ini.

Dahulu, wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan.

Bandar udara baru untuk Kota Medan yang menggantikan Bandar Udara Polonia, yakni Bandar Udara Kualanamu, terletak di kabupaten ini, tepatnya berada di Kecamatan Beringin. Pada akhir tahun 2015, sistem Bus Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Kecamatan Perbaungan. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1984 tentang Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1965. Hari jadi Kabupaten Deli Serdang ditetapkan tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibu kota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Kecamatan Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Desa Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 23 Desember 1986. Sesuai dengan dikeluarkan UU Nomor 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003, Kabupaten Deli Serdang telah dimekarkan menjadi dua wilayah yakni Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai, secara administratif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang kini terdiri atas 22 kecamatan yang di dalamnya terdapat 14 kelurahan dan 380 desa.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Kecamatan Perbaungan.

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatra Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Hubertus Johannes van Mook (Kerajaan Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatra Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se-Sumatra Timur menentang Kongres Rakyat Sumatra Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar NRI 1945.

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatra Timur dibagi atas 5 (lima) Afdeling, salah satu di antaranya Deli en Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribu Kota Medan serta terbagi atas empat Onderafdeling yaitu Beneden Deli beribu kota Medan, Bovan Deli beribu kota Pancur Batu, Serdang beribu kota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribu kota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontrolir.

Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatra Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam). Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagai/Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibu kota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibu kota Medan meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang, dan Bedagai.

Pada tanggal 24 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pewakilan Daerah (DPD).

Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibu kota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Kecamatan Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Desa Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah ini pun telah terjadi beberapa kali.

Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, dan Kota Binjai yang berada di daerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 km².

Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah Kota Medan adalah "Tanah Deli" yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Kecamatan Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir Jalan Raya Lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Deli Serdang.

Pada tahun 2004, Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara geografi maupun administrasi pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22 kecamatan dan 394 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Provinsi Sumatera Utara.

Bupati Deli Serdang adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Bupati Deli Serdang bertanggungjawab kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Deli Serdang ialah Ashari Tambunan, dengan wakil bupati Ali Yusuf Siregar. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2018, untuk periode tahun 2019-2024. Ashari dan Ali dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, pada 23 April 2019 di Kota Medan.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2024 mencapai Rp151,45 triliun. Lapangan usaha industri pengolahan mencatat porsi terbesar terhadap struktur PDRB dengan sumbangan sebesar 28,95 persen dari total. Pertumbuhan ekonomi keseluruhan kabupaten ini tercatat sebesar 5,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mengindikasikan perluasan aktivitas produksi dari berbagai sektor seperti perdagangan, transportasi, dan jasa lainnya. Struktur industri Kabupaten Deli Serdang didominasi oleh usaha kecil dan menengah. Industri komoditi andalan antara lain adalah keripik ubi aneka rasa (175 unit usaha, produksi 487 ton, nilai produksi Rp41,99 miliar), opak (85 unit, 6.044 ton, Rp36,26 miliar), dan gula aren (193 unit, 531 ton, Rp7,96 miliar). Industri lain yang menonjol termasuk tenun tradisional (40 unit, 21.750 pcs, Rp8,45 miliar), serta keramik gerabah, jagung marning, dan sulaman bordir. Tenaga kerja sektor ini secara keseluruhan mencapai 2.737 orang.

UMKM di sektor kerajinan juga menunjukkan keunikan lokal. Usaha rajut tangan seperti tas dan sepatu melibatkan 7 unit dengan produksi 8.460 pcs, nilai produksi Rp1,96 miliar. Anyaman bambu dan batik masing-masing diusahakan oleh 22 dan 9 unit, menciptakan nilai produksi sebesar Rp1,16 miliar dan Rp3,39 miliar. Selain itu, terdapat usaha sabut kelapa, sapu lidi hias dari lidi sawit, serta akrilik, yang menyumbang keanekaragaman hasil industri rumahan lokal. Di sektor perdagangan, jumlah penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) meningkat dari 1.035 izin pada tahun 2023 menjadi 1.142 izin pada tahun 2024. Kecamatan Percut Sei Tuan dan Tanjung Morawa tercatat sebagai wilayah dengan penerbitan izin tertinggi. Sebanyak 92 surat izin gudang juga diterbitkan selama tahun 2024, naik signifikan dari 62 izin pada tahun 2023, dengan distribusi paling banyak tetap di Kecamatan Percut Sei Tuan.

Investasi sektor industri menunjukkan tren peningkatan, dengan total investasi dari industri komoditas unggulan mencapai Rp134,19 miliar pada tahun 2024. Sektor keripik ubi menyerap investasi terbesar sebesar Rp1,77 miliar, disusul industri opak sebesar Rp1,52 miliar. Pemerintah daerah juga menyalurkan penyertaan modal kepada BUMN sebesar Rp5 miliar sebagai bagian dari realisasi pembiayaan daerah untuk memperkuat perekonomian berbasis usaha. Fasilitas perdagangan seperti pasar dan tempat berjualan yang dikelola pemerintah tersebar di berbagai kecamatan. Kecamatan Pancur Batu memiliki fasilitas terbanyak dengan 2 pasar, 294 kios, 451 los, dan 210 kios terbuka. Diikuti Kecamatan Sibolangit dengan total 366 titik tempat jualan, serta Kutalimbaru dan Namo Rambe dengan lebih dari 200 unit tempat berjualan yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat lokal. Tingkat inflasi secara eksplisit tidak tercantum dalam dokumen, namun dapat direfleksikan melalui garis kemiskinan yang naik dari Rp479.509 pada 2023 menjadi Rp508.139 pada 2024. Hal ini diikuti dengan sedikit peningkatan jumlah penduduk miskin dari 82.745 orang menjadi 84.243 orang. Meski persentase tetap di angka 3,44 persen, perubahan nilai garis kemiskinan memberi indikasi adanya tekanan harga terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

Pada tahun ajaran 2024/2025, jumlah total Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Kabupaten Deli Serdang mencapai 126 sekolah, terdiri dari 11 sekolah negeri dan 115 sekolah swasta. Jumlah guru SMK mencapai 2.487 orang, dan total siswa terdaftar sebanyak 37.595 jiwa. Distribusi sekolah tersebut tersebar di seluruh kecamatan, dengan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Percut Sei Tuan yang memiliki 22 sekolah, 863 guru, dan 10.371 murid. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar hingga tinggi menunjukkan fluktuasi. Tahun 2024, APM SD/MI mencapai 98,93%, sedangkan APK sebesar 108,87%. Untuk jenjang SMP/MTs, APM tercatat 83,34% dan APK 85,24%. Pada jenjang SMA/SMK/MA, APM justru menurun menjadi 70,55%, meskipun APK tetap cukup tinggi yaitu 96,74%. Partisipasi pendidikan tinggi lebih rendah, dengan APM sebelumnya 30,07% dan APK 22,56%.

Struktur pendidikan penduduk usia 15 tahun ke atas di Deli Serdang menunjukkan 46,95% telah menyelesaikan pendidikan SMA/SMK sederajat. Sebanyak 22,78% tamat SMP, dan 14,66% tamat SD. Persentase lulusan perguruan tinggi hanya mencapai 10,55%, sedangkan 5,05% tidak memiliki ijazah SD. Perempuan memiliki proporsi lebih tinggi dalam lulusan perguruan tinggi (13,01%) dibanding laki-laki (8,10%). Sebanyak 70,66% penduduk usia 5 tahun ke atas tidak lagi bersekolah. Sisanya terdiri dari 12,67% yang masih berada di tingkat SD, 4,98% di tingkat SMP, 5,43% di SMA/SMK, dan 2,89% di perguruan tinggi. Terdapat juga 3,37% penduduk yang tidak atau belum pernah sekolah. Angka ini menunjukkan dominasi penduduk usia kerja yang sudah menyelesaikan masa studi.

Dalam sektor sumber daya manusia pemerintah, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Deli Serdang per Desember 2024 mencapai 9.299 orang. Sebanyak 7.454 PNS di antaranya merupakan lulusan perguruan tinggi, terdiri atas 1.978 laki-laki dan 5.476 perempuan. Hanya 16 PNS yang berpendidikan maksimal SD, dan 26 orang dari jenjang SLTP. Komposisi angkatan kerja berdasarkan pendidikan menunjukkan sebanyak 295.290 jiwa lulusan SMA/MA/Paket C dan 215.027 lulusan SMK/MAK. Jumlah angkatan kerja lulusan universitas mencapai 115.736 orang, sementara yang hanya berpendidikan SD atau lebih rendah mencapai 181.179 orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja tertinggi dicapai oleh lulusan SMK dengan 80,88%, disusul lulusan universitas dengan 80,96%.

Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Deli Serdang tahun 2024 menunjukkan nilai harapan lama sekolah sebesar 13,40 tahun, dan rata-rata lama sekolah sebesar 10,29 tahun. Angka ini menandakan pencapaian pendidikan formal yang relatif tinggi untuk wilayah kabupaten. Harapan hidup mencapai 73,81 tahun dan menjadi dimensi penting dalam penilaian kualitas sumber daya manusia. Kemampuan literasi penduduk usia 15 tahun ke atas juga tergolong tinggi. Persentase kemampuan membaca dan menulis huruf Latin mencapai 66,62% untuk laki-laki dan 66,93% untuk perempuan. Seluruh penduduk yang dapat membaca huruf Latin juga dapat membaca huruf lain, menunjukkan keterampilan literasi lebih dari satu sistem aksara.

Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2024 tercatat sebanyak 2.048.480 jiwa, terdiri atas 1.029.529 laki-laki dan 1.018.951 perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,96. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Percut Sei Tuan sebesar 430.214 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah Gunung Meriah sebesar 3.436 jiwa. Distribusi kepadatan tertinggi terjadi di Kecamatan Deli Tua dengan 6.705 jiwa per km², disusul Kecamatan Lubuk Pakam 2.982 jiwa per km², dan kepadatan terendah berada di Gunung Meriah dengan 45 jiwa per km².

Struktur umur penduduk memperlihatkan dominasi kelompok usia produktif. Penduduk usia 15–64 tahun mencapai jumlah signifikan, seperti kelompok usia 25–29 tahun sebanyak 170.934 jiwa, usia 30–34 tahun sebanyak 164.008 jiwa, dan usia 35–39 tahun sebanyak 152.532 jiwa. Sementara kelompok usia lanjut (65 tahun ke atas) totalnya mencapai 113.451 jiwa. Hal ini menandakan tingginya potensi tenaga kerja di kabupaten ini.

Jumlah angkatan kerja mencapai 1.022.002 orang, terdiri dari 647.769 laki-laki dan 374.233 perempuan. Dari total angkatan kerja tersebut, sebanyak 939.992 orang telah bekerja dan 82.010 lainnya merupakan pengangguran terbuka. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) secara keseluruhan sebesar 67,57 persen, dengan TPAK laki-laki sebesar 85,69 persen dan perempuan sebesar 49,47 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 8,02 persen, terdiri atas 7,42 persen untuk laki-laki dan 9,08 persen untuk perempuan.

Komposisi pekerjaan utama menunjukkan dominasi buruh/karyawan/pegawai sebanyak 506.609 orang. Jumlah pekerja berusaha sendiri mencapai 220.252 orang, sementara pekerja bebas di nonpertanian mencapai 65.893 orang. Jumlah pekerja bebas di sektor pertanian tercatat 22.229 orang, sedangkan pekerja keluarga atau tidak dibayar mencapai 50.132 orang. Sebagian kecil lainnya adalah pengusaha dengan buruh tetap sebanyak 16.510 orang dan pengusaha dengan buruh tidak tetap sebanyak 58.367 orang.

Distribusi pekerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa sektor jasa menyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu 519.497 orang. Sektor industri pengolahan menampung 269.160 pekerja dan sektor pertanian mencatat 151.335 pekerja. Sebagian besar perempuan bekerja di sektor jasa sebanyak 244.064 orang, sedangkan laki-laki terbanyak di sektor industri pengolahan sebanyak 220.837 orang.

Pendidikan terakhir dari angkatan kerja memperlihatkan bahwa lulusan SMA/MA/Paket C mendominasi dengan jumlah 295.290 orang, disusul SMK/MAK sebanyak 215.027 orang. Lulusan universitas mencapai 115.736 orang, diploma 26.502 orang, dan lulusan SMP/Mts sebanyak 188.268 orang. Angkatan kerja dengan pendidikan dasar (SD ke bawah) tercatat 181.179 orang. Tingkat pengangguran tertinggi terjadi pada lulusan SMK sebesar 11,25 persen, sedangkan tingkat terendah terdapat pada lulusan diploma yaitu 1,77 persen.

Jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan mencapai 552 orang. Paling banyak berasal dari lulusan SMK sebanyak 215 orang, diikuti SMA sebanyak 172 orang, universitas 111 orang, dan SMP 28 orang. Pencari kerja dari jenjang diploma tercatat sebanyak 21 orang, sedangkan yang berasal dari pendidikan dasar hanya lima orang. Tidak terdapat pencari kerja dari kategori tidak atau belum pernah sekolah pada tahun yang sama.

Tenaga kerja asing di Kabupaten Deli Serdang tahun 2024 tercatat berjumlah 197 orang, dengan dominasi kewarganegaraan berasal dari Tiongkok sebanyak 106 orang, diikuti India 46 orang, Taiwan 16 orang, dan Malaysia 12 orang. Jumlah tenaga kerja asing dari negara-negara lain seperti Korea Selatan, Filipina, Singapura, Timur Tengah, Australia, dan Amerika Serikat masing-masing berada di bawah sepuluh orang. Tidak terdapat tenaga kerja asing dari Belanda pada tahun tersebut.

Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari: Suku Jawa 35,5%, Suku Melayu 25,5%, Suku Batak 31% (sudah termasuk semua sub-suku Batak seperti: Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, bahkan Batak Angkola serta Batak Pakpak), dan juga suku-suku lainnya seperti: Orang Tionghoa, Suku Minangkabau, Suku Nias, Suku Aceh, Orang Tamil-India, dan lain-lain dengan persentase 8%.

Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2024 berdasarkan agama terdiri atas 1.497.073 jiwa beragama Islam, 342.240 jiwa Protestan, 175.783 jiwa Katolik, 26.801 jiwa Buddha, 5.942 jiwa Hindu, dan 641 jiwa lainnya. Kecamatan dengan jumlah pemeluk Islam terbanyak adalah Percut Sei Tuan sebanyak 296.296 jiwa, sementara pemeluk Protestan terbanyak berada di Kecamatan Pancur Batu sebanyak 14.973 jiwa. Kecamatan dengan penganut Katolik terbanyak yaitu Sibolangit sebanyak 5.461 jiwa, dan pemeluk Buddha terbanyak juga berasal dari Sibolangit sebanyak 1.082 jiwa.

Fasilitas ibadah di Kabupaten Deli Serdang tersebar dalam berbagai bentuk rumah ibadah. Terdapat 1.076 masjid, 544 mushola/langgar, 809 gereja Protestan, 147 gereja Katolik, 26 pura, dan 205 vihara. Kecamatan dengan jumlah masjid terbanyak adalah Percut Sei Tuan sebanyak 153 unit, disusul Sunggal sebanyak 135 unit. Untuk mushola, Hamparan Perak memiliki jumlah tertinggi sebanyak 93 unit. Gereja Protestan paling banyak terdapat di Kecamatan Pancur Batu sebanyak 68 unit, sedangkan gereja Katolik terbanyak di Sibolangit sebanyak 23 unit.

Pada tahun 2024, jemaah haji asal Kabupaten Deli Serdang yang diberangkatkan mencapai 716 orang, terdiri dari 297 laki-laki dan 419 perempuan. Kecamatan dengan jumlah jemaah haji terbanyak adalah Percut Sei Tuan dengan 77 laki-laki dan 94 perempuan, diikuti Sunggal dengan 35 laki-laki dan 49 perempuan, serta Tanjung Morawa sebanyak 45 laki-laki dan 46 perempuan. Sementara itu, Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, dan Sinembah Tanjung Muda Hulu tidak mencatat keberangkatan jemaah haji pada tahun tersebut.

Surat nikah yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama di Kabupaten Deli Serdang tahun 2024 berjumlah 10.385 dokumen. Kecamatan dengan jumlah penerbitan tertinggi adalah Percut Sei Tuan sebanyak 2.063 surat nikah, disusul Tanjung Morawa sebanyak 1.288 surat, dan Sunggal sebanyak 1.175 surat. Kecamatan dengan jumlah terendah yaitu Gunung Meriah hanya mencatat 3 surat nikah selama tahun tersebut. Beberapa kecamatan mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya seperti Tanjung Morawa dan Patumbak.

Organisasi keagamaan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2024 terdiri dari 37 organisasi yang berbasis kesamaan agama. Selain itu, terdapat pula 69 organisasi berdasarkan kesamaan kegiatan, 79 berdasarkan kesamaan profesi, 93 berdasarkan kesamaan fungsi, dan 43 berdasarkan kesamaan kekerabatan atau paguyuban. Total seluruh organisasi masyarakat dan partai politik yang terdata mencapai 581 unit.

Produksi hortikultura di Kabupaten Deli Serdang tahun 2024 menunjukkan dominasi pada jenis cabai keriting dengan luas tanam mencapai 481 hektar dan produksi sebesar 52.016,56 kuintal. Selain cabai keriting, semangka menjadi komoditas unggulan buah semusim dengan luas panen 313 hektar dan produksi 37.640 kuintal. Kangkung tercatat ditanam seluas 189 hektar dan menghasilkan 9.597 kuintal, sedangkan kacang panjang mencapai luas tanam 140 hektar dengan produksi 16.399 kuintal. Ketimun juga menjadi komoditas penting dengan 112,5 hektar lahan dan total produksi 14.399 kuintal. Tanaman seperti bayam dan petsai ditanam masing-masing di atas 70 hektar, menghasilkan masing-masing 4.195 kuintal dan 5.021 kuintal. Komoditas jamur tiram juga cukup signifikan dengan luas tanam 12.270 meter persegi dan produksi 14.298,5 kilogram.

Komoditas perkebunan di Deli Serdang pada tahun 2024 memperlihatkan keberagaman hasil, dengan kelapa sawit sebagai primadona. Tanaman kelapa sawit tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 18.162,23 hektar dan produksi mencapai 51.666,29 ton. Kecamatan S.T.M. Hilir, S.T.M. Hulu, dan Hamparan Perak menjadi daerah utama penghasil sawit dengan luas tanam berturut-turut 3.736,11 ha, 1.984,00 ha, dan 2.114,96 ha. Komoditas karet menyumbang produksi 4.564 ton dari luas tanam 5.164 hektar. Kelapa menjadi komoditas penting lainnya dengan 3.247 ton hasil dari luas tanam 3.841 hektar, didominasi oleh Kecamatan Hamparan Perak dan Percut Sei Tuan. Tanaman kakao mencatatkan produksi sebesar 2.072,43 ton dengan luas 2.666,33 hektar, sebagian besar dihasilkan dari Kutalimbaru dan Sinembah Tanjung Muda Hilir.

Sektor peternakan tahun 2024 memperlihatkan dominasi unggas broiler dengan populasi mencapai 12.875.430 ekor dan menghasilkan daging sebanyak 12.383.755 kilogram. Untuk jenis ternak besar, domba menempati posisi tertinggi dengan populasi 160.689 ekor. Produksi daging sapi mencapai 2.105.208 kilogram. Pola usaha peternakan di Deli Serdang masih didominasi sistem skala kecil dengan konsentrasi utama pada ayam pedaging sebagai pasokan kebutuhan protein masyarakat dan industri pengolahan makanan lokal. Produksi perikanan Deli Serdang tahun 2024 terbagi menjadi perikanan laut, perairan umum, dan budidaya. Produksi ikan laut mencapai 34.086,73 ton, dengan Pantai Labu sebagai wilayah penghasil tertinggi sebesar 24.616,52 ton. Percut Sei Tuan dan Hamparan Perak masing-masing menghasilkan 5.637,96 ton dan 1.647,63 ton. Perikanan perairan umum menghasilkan 5.321,73 ton. Terdapat 8.951 nelayan laut, 1.123 nelayan perairan umum, dan 10.074 petani ikan. Pada subsektor budidaya, produksi tertinggi berasal dari Kecamatan Biru-Biru dengan 15.909,12 ton ikan kolam. Tanjung Morawa menghasilkan 3.210,92 ton, Kutalimbaru 1.382,59 ton, dan S.T.M. Hilir 9.813,64 ton. Budidaya air payau juga tercatat di Kecamatan Hamparan Perak sebesar 2.014,55 ton, terdiri dari tambak sederhana dan semi-intensif.

Pada tahun 2024, Kabupaten Deli Serdang memiliki 25 rumah sakit, termasuk RSUD Deli Serdang, RSU Mitra Medika Tanjung Morawa, RSU Grand Medistra, RSU GL Tobing, RS Sari Mutiara, RSU Melati, dan RSU Bina Kasih. Rumah sakit lainnya mencakup RS Ibu & Anak seperti RSIA Amanda, RSIA Stella Maris, RSIA Harapan, RSIA Bunda Mulia, dan RSIA Kartika Citra. Selain itu, tersedia 34 puskesmas, 109 puskesmas pembantu, serta 1.492 posyandu yang tersebar merata di seluruh kecamatan. Jumlah tenaga medis terdiri atas 1.626 dokter umum, 529 dokter spesialis, dan 185 dokter gigi, dengan total keseluruhan dokter mencapai 2.340 orang. Selain itu, fasilitas pelayanan keluarga berencana terdiri dari 82 klinik KB dan 394 pos pelayanan KB desa. Jumlah pasangan usia subur (PUS) mencapai 283.978, dengan metode kontrasepsi paling banyak digunakan adalah suntik sebanyak 73.024 pengguna dan paling sedikit adalah MOW sebanyak 268 pengguna.

Jumlah tenaga kesehatan non-dokter meliputi 2.430 perawat, 2.256 bidan, 726 tenaga farmasi, 129 ahli gizi, 290 tenaga teknisi medis, 40 tenaga sanitasi, dan 44 tenaga kesehatan masyarakat, dengan distribusi tenaga tertinggi berada di Kecamatan Percut Sei Tuan dan Sunggal. Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki 243 dokter, 432 perawat, 216 bidan, 175 tenaga farmasi, 12 ahli gizi, 37 teknisi medis, 1 petugas sanitasi, serta 15 tenaga kesehatan masyarakat. Sementara itu, Kecamatan Sunggal memiliki total 813 tenaga kesehatan. Dalam aspek pelayanan imunisasi, lima jenis imunisasi utama yang dilaporkan mencakup BCG, Campak, DPT, Polio, dan Hepatitis B. Pada tahun 2024, cakupan imunisasi BCG mencapai 101,10%, sedangkan imunisasi Campak berada di angka 82,00%. Imunisasi DPT mengalami penurunan drastis menjadi 60,50% dari tahun sebelumnya yang sebesar 74,30%. Imunisasi Polio tercatat sebesar 92,15% dan Hepatitis B sebesar 77,60%. Penyebaran imunisasi antar kecamatan memperlihatkan dominasi Kecamatan Percut Sei Tuan yang memberikan vaksin BCG kepada 7.156 balita, tertinggi di kabupaten ini.

Sepanjang tahun 2024, terdapat 35.520 bayi yang lahir di Deli Serdang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 46 bayi mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) dan seluruhnya telah dirujuk ke layanan kesehatan lanjutan. Sementara itu, jumlah kasus gizi buruk tercatat dua balita, yang masing-masing berasal dari Kecamatan Pantai Labu dan Beringin. Kasus gizi buruk ini menunjukkan penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, di mana pada 2020 terdapat 8 kasus dan pada 2021 tercatat 2 kasus.

Kasus penyakit tertinggi selama 2024 didominasi oleh hipertensi esensial dengan 56.029 kasus, diikuti oleh ISPA sebanyak 47.223 kasus dan influenza sebanyak 33.719 kasus. Penyakit lain yang juga memiliki prevalensi tinggi termasuk demam tak terdefinisi (29.552 kasus), gastritis (25.116 kasus), diabetes melitus non-insulin (21.793 kasus), dispepsia (21.569 kasus), batuk (17.745 kasus), nyeri otot (12.147 kasus), dan diare-gastroenteritis (11.085 kasus). Jumlah ibu hamil tahun 2024 sebanyak 36.789 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 36.773 melakukan kunjungan K1, 34.948 melakukan kunjungan K4, 513 mengalami kekurangan energi kronis (KEK), dan seluruh ibu yang menyelesaikan K4 menerima tablet zat besi (Fe) sebanyak 34.948 orang.

Penyakit menular yang dicatat secara rinci di antaranya HIV/AIDS sebanyak 142 kasus, DBD 158 kasus, diare 15 kasus, TBC 109 kasus, dan malaria nihil. Kecamatan dengan kasus HIV/AIDS tertinggi adalah Tanjung Morawa sebanyak 21 kasus, diikuti oleh Sunggal 20 kasus, dan Percut Sei Tuan 18 kasus. Jumlah fasilitas kesehatan di kabupaten ini tersebar merata, terdiri dari 25 rumah sakit, 34 puskesmas, 109 puskesmas pembantu, dan 1.492 posyandu. Fasilitas kesehatan tambahan meliputi klinik/balai kesehatan, polindes, poskesdes, praktik dokter, serta praktik bidan. Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan wilayah dengan jumlah fasilitas kesehatan tertinggi, termasuk 4 rumah sakit, 3 puskesmas, dan 11 puskesmas pembantu.

Jaringan jalan di Kabupaten Deli Serdang terdiri atas 3.932,54 km jalan yang terbagi menurut kewenangan pemerintah, dengan rincian 141,35 km jalan negara, 120,48 km jalan provinsi, dan 3.670,71 km jalan kabupaten. Kondisi jalan ini didominasi oleh jalan berkondisi baik sepanjang 1.726,15 km, sedangkan 70,22 km berada dalam kondisi sedang, 227,76 km dalam kondisi rusak, dan 297,99 km dalam kondisi rusak berat. Sebanyak 1.610,42 km jalan belum dirinci tingkat kerusakannya. Panjang jalan menurut konstruksi permukaan menunjukkan dominasi jalan beraspal sepanjang 1.891,42 km yang mencakup seluruh tingkatan kewenangan, sedangkan jalan kerikil sepanjang 312,17 km berada terutama di bawah kewenangan kabupaten. Jalan beton hanya ada sepanjang 118,53 km dan tidak ditemukan jalan permukaan tanah atau batu. Sebagian besar jalan lainnya dikategorikan sebagai tidak dirinci, yakni sepanjang 1.610,42 km .

Berdasarkan kelas jalan, jalan kelas II sepanjang 141,35 km seluruhnya berada di bawah kewenangan pemerintah pusat. Jalan kelas III sepanjang 2.180,77 km tersebar antara jalan provinsi dan kabupaten. Jalan yang tidak diperinci klasifikasinya mencapai 1.610,42 km. Tidak terdapat jalan kelas I maupun kelas khusus di wilayah ini. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 68.074 unit sepeda motor terdaftar di Polresta Deli Serdang, menjadikannya jenis kendaraan dengan jumlah tertinggi. Mobil penumpang menyusul sebanyak 22.202 unit, kemudian mobil truk atau gerobak sejumlah 6.679 unit, mobil bus sebanyak 598 unit, dan becak bermotor sebanyak 254 unit. Jumlah kecelakaan lalu lintas selama tahun 2024 mencapai 346 kejadian dengan total korban meninggal dunia sebanyak 114 jiwa, luka berat sebanyak 1 orang, luka ringan 431 orang, dan kerugian material sebesar Rp528.350.000. Sepeda motor merupakan jenis kendaraan paling banyak terlibat dalam kecelakaan dengan 355 kasus, disusul mobil truk atau gerobak sebanyak 59 kasus, mobil penumpang sebanyak 37 kasus, dan becak bermotor sebanyak 10 kasus.

Jumlah armada aktif mobil angkutan pedesaan (MPU) pada tahun 2024 mencapai 178 unit, yang terdiri atas 103 unit dari perusahaan terbatas, 65 unit dari commanditaire vennootschap, dan 10 unit dari koperasi. Armada mobil angkutan barang meningkat tajam dari 6.929 unit pada 2023 menjadi 14.000 unit pada 2024. Becak bermotor atau betor tercatat sebanyak 8.547 unit, dengan dominasi dari CV sebanyak 7.763 unit dan koperasi sebanyak 784 unit. Terkait angkutan umum berbasis terminal, tercatat sebanyak 280.000 unit armada aktif MPU di seluruh terminal di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2024. Jumlah ini tetap dibandingkan tahun sebelumnya dan menurun dibandingkan capaian tertinggi pada 2022 yang mencapai 335.950 unit.

Struktur jembatan yang mendukung sistem transportasi darat di wilayah ini sangat padat, dengan total 3.670 unit jembatan yang memiliki panjang keseluruhan 14.463,55 meter. Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki jumlah jembatan terbanyak, yakni 455 unit, disusul oleh Kecamatan Sunggal sebanyak 388 unit dan Labuhan Deli sebanyak 224 unit. Panjang jembatan terbanyak juga berada di Percut Sei Tuan dengan 2.453,8 meter. Panjang jembatan yang telah diperbaiki sepanjang tahun 2024 mencapai 1.644,94 meter dari 220 unit jembatan, dengan sumber dana utama berasal dari APBD kabupaten. Kecamatan Pantai Labu mencatatkan panjang jembatan diperbaiki terbesar yakni 336,4 meter dari 33 unit, diikuti oleh Kecamatan Percut Sei Tuan sepanjang 215,19 meter dari 26 unit, dan Kecamatan Lubuk Pakam sepanjang 179,2 meter dari 31 unit.

Bandar udara utama yang melayani Kabupaten Deli Serdang adalah Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) yang berada di Kecamatan Batang Kuis. Bandara ini berfungsi sebagai pusat pergerakan udara domestik dan internasional di wilayah Sumatera Utara. Meskipun tidak disebutkan secara rinci dalam dokumen, peran KNIA dalam transportasi udara Deli Serdang bersifat krusial karena letaknya yang strategis di bagian timur wilayah kabupaten dan terkoneksi langsung dengan Medan melalui jalan tol dan kereta bandara.

Jumlah lokasi wisata di Kabupaten Deli Serdang mencapai 144 titik pada tahun 2024. Angka ini naik dari 142 titik pada tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut memperlihatkan perluasan aktivitas wisata yang tersebar di berbagai kecamatan. Sibolangit menempati urutan tertinggi dengan 44 lokasi, disusul Kutalimbaru dengan 13 lokasi, serta Pantai Labu dengan 10 lokasi. Kecamatan seperti Bangun Purba, Labuhan Deli, dan Deli Tua masing-masing memiliki kurang dari tiga lokasi wisata. Sebaran ini menunjukkan bahwa potensi wisata lebih terkonsentrasi di wilayah utara dan barat daya. Jumlah kunjungan ke lokasi wisata di Deli Serdang pada tahun 2024 tercatat sebanyak 2.166.507 kunjungan. Angka ini naik dari 2.093.243 pada tahun 2023 dan lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2022 yang tercatat 1.260.000 kunjungan. Lonjakan ini memperlihatkan peningkatan mobilitas wisatawan domestik dalam skala regional. Faktor penyediaan akomodasi dan promosi yang aktif melalui kegiatan pameran di dalam dan luar daerah turut mendongkrak arus kunjungan tersebut.

Jumlah hotel dan akomodasi lainnya mencapai 112 unit pada akhir 2024. Terdiri dari satu hotel bintang satu, satu hotel bintang dua, sepuluh hotel bintang tiga, dua hotel bintang empat, serta 98 unit non bintang dan akomodasi lainnya. Dibanding tahun sebelumnya, terjadi penambahan sebanyak 20 unit. Kecamatan dengan jumlah hotel terbanyak antara lain Sibolangit (27 unit), Pancur Batu (24 unit), dan Batang Kuis (12 unit). Hotel-hotel ini tersebar dekat kawasan wisata utama dan jalur strategis. Tingkat hunian kamar hotel sepanjang tahun 2024 rata-rata sebesar 45,94 persen. Nilai tertinggi terjadi pada bulan September dengan 56,30 persen, sementara nilai terendah berada pada bulan Maret sebesar 38,63 persen. Pola okupansi hotel mengikuti tren musiman, khususnya pada periode libur nasional dan akhir pekan panjang. Hal ini memberi gambaran mengenai ritme kunjungan wisatawan yang masih bersifat fluktuatif secara bulanan.

Rata-rata lama tinggal wisatawan asing di hotel berada pada angka 1,17 hari, sedangkan wisatawan domestik mencatat rata-rata 1,25 hari. Perbedaan ini mengindikasikan dominasi kunjungan jangka pendek yang kemungkinan besar dilakukan dalam konteks rekreasi singkat, kunjungan keluarga, atau transit dari dan ke kota Medan maupun Bandara Kualanamu yang berlokasi di kawasan Deli Serdang. Jumlah restoran dan rumah makan pada tahun 2024 tercatat sebanyak 358 unit, naik dari 337 unit pada 2023. Fasilitas kuliner ini tersebar luas di kawasan pusat pertumbuhan ekonomi seperti Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, dan sekitarnya. Kehadiran restoran menjadi bagian penting dari infrastruktur pendukung pariwisata lokal, terutama untuk melayani kebutuhan pengunjung di sekitar lokasi wisata dan akomodasi.

Partisipasi Dinas Pariwisata Deli Serdang dalam promosi pariwisata pada tahun 2024 tercatat lima kali, menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai enam kali. Promosi dilakukan melalui pameran di dalam dan luar daerah, melibatkan penyedia jasa wisata lokal dan UMKM. Sosialisasi Sapta Pesona yang biasa dilakukan untuk edukasi masyarakat dan pelaku wisata tidak dilaksanakan pada tahun ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jumlah kelompok organisasi wisata tercatat sebanyak 41 kelompok pada tahun 2024. Kelompok ini tersebar di wilayah yang aktif mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat. Sebagian besar berperan dalam pengelolaan destinasi alam, wisata desa, dan kegiatan budaya. Kelompok-kelompok ini berfungsi sebagai pengelola lokal sekaligus penghubung antara wisatawan dan atraksi yang tersedia di desa wisata maupun objek alam terbuka.

Di Kabupaten Deli Serdang terdapat sebuah museum yaitu Museum Deli Serdang. Museum lain di Kabupaten Deli Serdang yaitu Magic Eye 3D Museum. Museum ini terletak dalam wilayah Kecamatan Batang Kuis. Lokasinya berjarak sekitar 8 km dari Bandara Internasional Kuala Namu. Selain itu terdapat beberapa objek wisata alam yang ada di Kabupaten Deli Serdang:

Peta KAB. DELI SERDANG,