Perusahaan Jasa Konstruksi KAB. ROKAN HULU : Kontraktor & Konsultan di KAB. ROKAN HULU

FILTER BY

Tour Type

Duration

Kab. Rokan Hulu
CV. DOUBLE"G"GROUP
Grade: K1
Asosiasi : HJKI
Kab. Rokan Hulu
CV. MITRA ALAM
Grade: K1
Asosiasi : GAPENSI
Kab. Rokan Hulu
CV. EMPAT PUTRA
Grade: K
Asosiasi : Gamana Krida Bhakti (GAPENSI)
Kab. Rokan Hulu
CV. DUA DUA
Grade: K
Asosiasi : ASPEKNAS KONSTRUKSI MANDIRI (ASPEKNAS)
Kab. Rokan Hulu
CV. DUA DARA
Grade: K1
Asosiasi : AKMELINDO
Kab. Rokan Hulu
CV. SUMBER REZEKI
Grade: K1
Asosiasi : AKSI
Kab. Rokan Hulu
CV. SUMBER KARUNIA ALAM
Grade: K1
Asosiasi : AKBARINDO
Kab. Rokan Hulu
CV. AEK MARTUA INDAH
Grade: K
Asosiasi : ASPEKNAS KONSTRUKSI MANDIRI (ASPEKNAS)
Kab. Rokan Hulu
CV. JASU DAFA
Grade: K
Asosiasi : ASPEKNAS KONSTRUKSI MANDIRI (ASPEKNAS)
Kab. Rokan Hulu
CV. AMY PUTRA PERDANA
Grade:
Asosiasi :
Kab. Rokan Hulu
CV. ONGIS NADE
Grade: K1
Asosiasi : ASPEKNAS
Kab. Rokan Hulu
CV. ROKAN HULU
Grade: K
Asosiasi : LSBU GAPEKNAS INFRASTRUKTUR (GAPEKNAS)
Kab. Rokan Hulu
CV. DEAR FLAWERY
Grade: K2
Asosiasi : ASPEKINDO
Kab. Rokan Hulu
CV. B I N T A N G
Grade: K1
Asosiasi : GAPENSI
Kab. Rokan Hulu
CV. RAFI AGAM JAYA
Grade: K3
Asosiasi : AKSI
Kab. Rokan Hulu
PT. PEDRO ROKAN
Grade: M2
Asosiasi : AKSI
Kab. Rokan Hulu
PT. AMERO JAYA BHAKTI
Grade: M1
Asosiasi : ASPEKNAS
Kab. Rokan Hulu
CV. BINABO PERSADA
Grade: K1
Asosiasi : ASPEKINDO
indokontraktor.com loader
Showing 109 - 126 of 222

Tentang KAB. ROKAN HULU

logo KAB. ROKAN HULU

Kabupaten Rokan Hulu adalah salah satu kabupaten di provinsi Riau, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Pasir Pengaraian.

Kabupaten Rokan Hulu, hasil pemekaran dari Kabupaten Kampar, yang berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomor 53 tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003 tentang perubahan UU RI No 53 tahun 1999. Jumlah penduduk Rokan Hulu sekitar 561.385 orang pada tahun 2020 dengan luas wilayah 7.588,13 km², dan pada pertengahan tahun 2023 berjumlah 568.004 orang.

Kabupaten ini telah dijuluki sebagai Negeri Seribu Suluk yang artinya menjalankan kedisiplinan dalam menjalankan aturan-aturan agama Islam. Banya terdapat suluk atau masjid yang berdiri di kabupaten ini.

Kabupaten Rokan Hulu memiliki wilayah yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara geografis daerah ini berbatas dengan wilayah sebagai berikut:

Di kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa sungai, 2 diantaranya adalah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri. Selain sungai besar tersebut, terdapat juga sungai-sungai kecil antara lain Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh, Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), Sungai Rokan, Sungai Siasam, Sungai muara bungo Desa Dayo dan lain-lain.

Jumlah penduduk kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2020 adalah 718.321 jiwa. Mayoritas penduduk asli kabupaten Rokan Hulu adalah Melayu yang memiliki kedekatan dengan Minangkabau atau serumpun dengan Minang. Hal ini dikarenakan, Dahulu daerah Rokan Hulu juga merupakan tempat perantauan orang minangkabau yang mereka sebut dengan Rantau Nan Tigo Kabuang Aia, yaitu kawasan di sekitar sungai Rokan sekarang. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah alur sungai Rokan menuju hilir, adalah Sungai Rokan Kanan (sungai Batang Lubuh dan Batang Sosah) dan Rokan Kiri yang kini masuk di dalam Provinsi Riau. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Rokan Hulu menggunakan adat istiadat dan bahasa Melayu dialek Rokan yang dekat dengan Minangkabau.

Orang Melayu rokan hulu menganut adat yang agak berbeda pada Melayu umumnya, yaitu garis keturunan matrilineal (diambil dari perempuan/pihak ibu) dimana rata-rata menggunakan adat patrilineal yang mengambil garis keturunan dari laki-laki/ayah. Adapun persukuan atau klan di Rokan Hulu adalah Molayu/Mulayu, Kandang Kopuh, Bonuo, Ampu, Pungkuik, Moniliang, Kuti, Caniago, Piliang, Domo, Potopang/Petopang, Maih, Soborang, Anak Rajo-rajo, Non Soatuih, Non Limo Puluh, Molayu Tigo Induk, Molayu Panjang, Molayu Tongah, Ompek Induk, Molayu Bosa, Bono Ampu, Molayu Ompek Induk, Molayu Pokomo, Piliang Kecil, Domo Kecil, Molayu Kecil, Molayu Bawah, Molayu Bukik, Suku Tengku Panglimo Bosa, Suku Maharajo Rokan, Suku Tengku Bosa, Suku Maharajo, dan Bendang.

Suku Melayu di Rokan Hulu merupakan kelompok suku terdekat dengan etnis Minangkabau serta menjadi suku/bangsa dari rumpun Minangkabau

Di sekitar Rokan Hulu sebelah Utara dan Barat Daya, ditemukan beberapa penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dengan etnis Batak di daerah perbatasan dengan Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Mereka telah mengalami proses pembauran dengan suku lokal sejak berabad yang lampau, maka mereka banyak yang mengaku dan bangga menjadi orang Melayu serta tidak banyak meninggalkan jejak sejarah untuk ditelusuri. Walau mereka adalah Batak, Mereka umumnya mengaku sebagai Melayu. Di Rokan Hulu juga selain suku Batak (orang Mandailing) ada juga suku Minangkabau asal Sumatera Barat yang menempati Rokan Hulu, hal ini dikarenakan wilayah juga yang berdekatan dengan provinsi Sumatera Barat.

Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatra Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan yang dahulunya sebagai tenaga buruh. Suku Batak umumnya bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak suku Minangkabau asal Sumatera Barat, mereka umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan.

Tuanku Tambusai adalah salah seorang tokoh pejuang dari Rokan Hulu dalam Perang Paderi di awal abad ke XIX. Pada masa itu daerah Rokan Hulu masih bagian integral dari wilayah Minangkabau di bawah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung. Setelah jatuhnya Benteng Bonjol dan penangkapan terhadap Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1837, maka perjuangan kaum Paderi dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai. Tuanku Tambusai sebagai panglima terakhir yang masih tersisa bersama sisa laskar Paderi bertahan di benteng terakhir kaum Paderi di daerah Dalu-Dalu Rokan Hulu. Benteng ini pun akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1838 setelah digempur selama hampir 1 tahun. Dengan jatuhnya benteng tersebut, berakhirlah era Perang Paderi di seluruh wilayah adat Minangkabau.

Peta KAB. ROKAN HULU