Berbagai kalangan masyarakat saat ini berduyun-duyun untuk memiliki perangkat drone. Tak lagi hanya pihak profesional yang menggunakan drone, namun orang awam pun tak sedikit yang sudah mulai belajar mengoperasikannya. Nah, para pemula yang masih awam dengan drone ini biasanya mengalami kesulitan saat mulai berlatih teknik menerbangkan drone. Rata-rata disebabkan karena mereka takut bakal menabrakkan drone atau menghilangkannya saat terbang sehingga drone rusak atau raib. Makanya banyak pemula yang maju mundur ketika berlatih ini, mengingat harga perangkat drone yang bisa dibilang mahal tentu siapapun tak ingin merusaknya dengan percuma.
Memang sebaiknya sebelum seorang pilot menerbangkan drone, dia harus mempelajari semua aspek tentang drone secara mendetail. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir kecelakaan atau kesalahan pengoperasian. Dengan belajar seluk beluk drone, pengguna awam akan mendapati bahwa hampir semua drone telah dilengkapi dengan fitur Return-to-Home atau RTH. Fitur yang akan menyelamatkan pilot drone berbagai ketakutan tadi. Penjelasan mengenai fitur RTH secara lengkap bisa Anda simak di bawah ini.
Secara sederhana, fitur Return-to-Home pada drone dapat diartikan sebagai fitur otomatis yang mampu memaksa drone kembali ke pilotnya. Dalam definisi lebih lanjut, fitur RTH adalah fitur yang membuat drone kembali ke titik lepas landas dengan aman saat kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk terbang.
Rata-rata setiap jenis drone memiliki fitur tersebut, mulai dari drone mainan sampai drone profesional. Meskipun sama-sama dilengkapi RTH, bedanya terletak pada akurasi dan kekuatannya. Drone dengan spek rendah memiliki toleransi titik kembali sebesar 1-3 meter. Sedangkan RTH pada drone entri tinggi memiliki titik utama pendaratan yang tepat dan akurat tanpa ada pergeseran posisi.
Untuk penggunaan fitur RTH perlu dilakukan kalibrasi GPS terlebih dahulu antara drone dengan remote control. Tujuannya agar drone membaca arah mata angin dan lokasi home point dengan akurat. Selanjutnya, Anda cukup menekan tombol RTH di remote control, maka drone akan langsung kembali ke tempat awal penerbangan.
Seperti sudah diketahui sebelumnya, fitur RTH merupakan fitur yang menyelamatkan drone agar kembali pulang ketika kondisinya sudah tidak memungkinkan. Adapun kondisi tersebut misal drone sudah tidak terjangkau sinyal radio controller, terbangnya terlalu jauh, atau baterainya sudah mau habis. Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat berbagai tipe RTH . Misalnya RTH pada drone keluaran DJI memiliki tiga tipe utama, yaitu:
Saat sinyal radio dari remote control tidak terdeteksi lebih dari 11 detik maka drone akan otomatis mengaktifikan fitur Failsafe RTH. Saat fitur Failsafe aktif maka drone akan langsung memundurkan penerbangan 50 meter untuk kemudian kembali ke titik awal lepas landas. Ada tiga opsi yang bisa Anda atur untuk mode Failsafe ini.
Tipe RTH Baterai Rendah merupakan mode akan otomatis aktif ketika daya baterai drone sudah tidak memungkinkan untuk lanjut terbang. Drone DJI ditunjang dengan Inteliligent Flight Battery sehingga bisa mengenali batasan normal daya baterai agar tak memberi dampak buruk ke perangkat. Saat baterai dalam keadaan kritis, akan muncul notifikasi di layar controller. Jika pilot tidak bertidak apapun selama 10 detik, drone akan mendarat ke home point secara otomatis.
Kedua tipe sebelumnya adalah mode RTH yang otomatis aktif dengan sendirinya saat keadaan kritis. Nah, untuk tipe Smart RTH ini berbeda karena pengaktifannya dilakukan oleh pilot dengan menekan tombol RTH pada drone controller. Biasanya pilot menekan tombol RTH ini ketika posisi terbang drone sudah terlalu jauh atau di wilayah yang berbahaya atau sudah tidak terlihat oleh pandangan pilot.