Konstruksi rumah baja ringan dengan hard board atau dengan panel dinding kalsium silikat atau ada yang menyebut dengan fiber cement board dapat diaplikasikan pada bagian rangka dinding baja ringan. Rangka dinding ini bisa menahan beban (load bearing wall) atau rangka sekat ruang yang tidak menahan beban (non-load bearing wall).

(gambar dari googling ya)

 

Kombinasi pemasangannya dapat bervariasi seperti :

  1. Panel dinding luar fiber cement dan panel dalam fiber cement
  2. Panel dinding luar fiber cement dan panel dalam gypsum
  3. Panel dinding luar papan fiber cement dan panel dalam fiber cement
  4. Panel dinding luar papan fiber cement dan panel dalam gypsum
  5. Rangka dinding dengan papan/board ini sering disebut dengan double wall panel, karena terdapat panel di kedua sisi.

 

Sistem rangka dinding baja ringan seperti ini bisa diandalkan karena menjadi alternatif bahan bangunan yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan dinding bata konvensional, bisa dilihat di bagian kelebihan, tetapi ada kekurangannya juga lho.

Oiya, kelebihan ini harus diimbangi dengan pemilihan bahan bangunan yang tepat, antara lain :

  1. Pilihlah ketebalan baja ringan yang sesuai, bisa 0.5 mm, 0.7 mm, atau 0.9 mm
  2. Pilihlah mutu baja yang mempunya grade tinggi , misal G550 dengan tegangan leleh 550MPa
  3. Pilihlah ketebalan panel dinding yang sesuai, tidak terlalu tipis. misal ketebalan minimal 9mm yang paling ideal untuk fiber cement dan gypsum 12mm. Jangan terlalu tipis karena akan mudah retak di daerah screw.

 

Kelebihan dinding baja ringan dengan metode double wall.

  1. Berat Dinding baja ringan hanya sekitar 30 kg/m2 sudah termasuk panel dinding luar, rangka baja ringan, dan panel dinding dalam. Lebih ringan daripada dinding bata konvensional yang menurut peraturan beban Indonesia beratnya mencapai 250kg/m2, itu pun belum termasuk plesteran dll.
  2. ringannya dinding akan membuat pondasi tidak perlu yang besar, sehingga biaya pondasi bisa ditekan.
  3. ketika gempa, resiko tertimpa bahan bangunan dinding diminimalisir, hampir tidak ada, bandingka dengan dinding bata, ketika gempa, bata akan retak diagonal, dan bisa menimpa orang di dalamnya.
  4. pelaksanaan lebih cepat, bandingkan dengan memasang pasangan batu bata, perlu waktu yang lama, selain memasang bata perlu plester, acian dst, sehingga biaya tukang menjadi besar,
  5. pekerjaan lebih bersih, tidak ada cipratan dari adukan semen
  6. Jika rumah menggunakan sistem partisi/dinding penahan beban, maka tata ruang bisa diubah kapan saja, tinggal mencopot dinding dan memindahkannya. Bandingkan dengan dinding bata, mesti menjebol, rumah menjadi kotor.

 

(gambar retak dinding bata akibat gempa dari googling)

 

Kekurangan

  1. Dinding bersifat kopong, sehingga jika diketok-ketok akan bunyi. Sebetulnya ini hanya ketidakbiasaan saja, di Indonesia belum terbiasa menggunakan dinding seperti ini, kalau pun mau bisa diisi dengan insulasi berupa rockwool, EPS/polystirene/styrofoam.
  2. Dinding fibercement bisa dihancurkan dengan martil sehingga maling bisa masuk. Ini juga hanya bayangan saja, banyak produsen yang membuktikan bahwa panel fibercement susah dijebol/dihancurkan dengan palu, sehingga tidak mudah dimasuki maling. Kalau pun diketok dan dihancurkan, selama prosesnya pasti akan berisik sekali. Dan lagian saat ini maling yang ke rumah banyaknya lebih sopan dan masuk melalui pintu depan, mungkin lewat jendela juga.

Mengenai mahal atau tidaknya dinding baja ringan, itu sangat relatif dan perlu diperhitungkan secara menyeluruh. Karena meski harga per meter persegi lebih mahal, tetapi jika dihitung secara keseluruhan dari harga pondasi, waktu yang lebih singkat, biaya tukang/pelaksaaan yang lebih rendah, bisa saja dinding rumah baja ringan menjadi sesuatu yang kompetitif dibandingkan dengan rumah bata konvensional.

 

Foto di bawah ini adalah rumah yang dibangun menggunakan rangka baja ringan di Indonesia, rumah dua lantai dengan komponen baja ringan pada: rangka dinding, rangka lantai, rangka atap.