Semenjak teknologi 3D Printer dipublikasikan secara komersial pada tahun 2010, banyak perusahaan dan perorangan yang berlomba-lomba untuk memilikinya. Apalagi bagi pihak yang menjalankan bisnis percetakan, tentu hadirnya inovasi mesin printer ini sudah dinantikan sekian lama. Bahkan saat ini, kabarnya berbagai sektor sudah mulai banyak yang mengaplikasikan pencetakan 3D untuk memproduksi barang keperluan industri. Pemanfaatannya meluas, mulai dari sektor industri konstruksi, medis, kesenian, fashion, edukasi, otomotif, militer, hingga untuk keperluan alat luar angkasa NASA.
Oleh karena pemanfaatannya yang beragam, pengembang 3D Printer menyediakan berbagai pilihan printer agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Ada printer untuk kebutuhan industri dan ada pula printer untuk penggunaan rumahan. Printer 3D kelas industri memiliki ukuran besar karena digunakan untuk mencetak barang dalam kapasitas besar sehingga bisa mencetak banyak dalam sekali cetak. Printer industri sangat efisien dari segi waktu dan biaya produksi, namun harus menyiapkan dana awal yang sangat besar karena harga mesin ini mahal.
Sedangkan untuk jenis printer rumahan yang biasa digunakan untuk kebutuhan pribadi, ukurannya lebih praktis da harganya terjangkau. Sesuai jenisnya, printer ini hanya mampu memproduksi dengan kapasitas kecil dan objeknya berdimensi tidak terlalu besar.
Jika Anda ingin memiliki 3D Printer, baik untuk keperluan industri maupun pribadi, alat ini mudah ditemukan karena sudah tersebar luas di pasaran. Agar uang yang akan Anda keluarkan tidak sia-sia karena salah pilih, sebaiknya perhatikan beberapa panduan memilih produk 3D Printer berikut ini:
Hal yang pertama kali perlu Anda lakukan tentu mengenali jenis-jenis 3D Printer. Adapun beberapa jenis printer yang umum digunakan yaitu jenis FDM, SLA, dan SLS. 3D Printer FDM (Fused Deposition Modelling) mengaplikasikan metode aditif dengan melelehkan dan mengekstruksi plastik lalu diteteskan selapis demi selapis sampai membentuk objek utuh.
Untuk printer jenis SLA (Stereolithography) juga memakai metode aditif namun plastik tidak diekstruksi melainkan dibekukan menggunakan sinar ultraviolet. Hasil cetaknya berkualitas lebih tinggi sehingga harganya di atas tipe FDM.
Jenis SLS (Selective Laser Sintering) hampir serupa dengan SLA namun bedanya jenis ini menggunakan material bubuk dan melibatkan sinar laser bukan sinar UV. Sehingga jenis ini cocok untuk mencetak benda berbahan logam. Pilihlah jenis printer yang sesuai kebutuhan Anda.
Printer rumahan untuk keperluan perorangan harganya pada umumnya dimulai dari dua jutaan, bahkan tersedia model printer untuk anak yang harganya di bawah 10 juta. Namun untuk 3D Printer profesional, harganya pasti di atas 10 juta bahkan ratusan juta jika itu printer raksasa untuk keperluan konstruksi besar. Pilihlah 3D Printer yang sesuai dengan budget Anda dan jangan lupa cari tahu merk produk yang pas.
Filamen adalah material atau bahan yang digunakan dalam proses pencetakan mesin 3D Printer. Filamen yang sering dipakai kebanyakan adalah PLA dan ABS. Pelajari tentang dua jenis filamen tersebut agar tak salah pilih karena keduanya memiliki karekterstik yang berbeda.
Satu printer biasanya hanya bisa digunakan untuk mencetak salah satu jenis filamen, misal 3D Printer bisa mencetak PLA tidak bisa dipakai untuk mencetak ABS. Tentukan dengan bijak mana material filamen yang mendukung keperluan Anda.
Masing-masing mesin printer memiliki kapasitas hasil cetakan yang berbeda-beda. Semakin besar kapasitasnya maka harganya juga semakin tinggi. Pilih mesin berkapasitas kecil atau sedang jika membeli untuk keperluan skala rumahan, dan sebaliknya pilih mesin berkapasitas besar jika untuk keperluan industri.
Terakhir tentu saja melihat bagaimana kualitas hasil cetakan dari mesin 3D Printer yang Anda pilih. Indikator kualitas cetakan 3D bisa dilihat dari segi kecepatan cetak dan resolusi cetak.
Kecepatan cetak diukur dari seberapa cepat gerak extruder mesi printernya. Untuk resolusi cetak bisa dilihat berdasarkan tingkat detail printer. Tingkatan detail tersebut diukur dalam skala mikron, semakin kecil skalanya berarti objek hasil cetakan akan semakin mendetail. Perhatikan juga faktor lain seperti percepatan printer.