Mengenal Beton Pracetak atau Precast, Kelebihan dan Kekurangannya. Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab ebutuhan di era ini.
Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (pabrikasi), lalu dibawa kelokasi (transportasi) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi).
Penggunaan beton precast pada konstruksi bangunan, efisisiensi penggunaan beton precast dibandingan dengan konvesional dari segi aspek biaya mampu mereduksi biaya hingga 10%, sedangkan dari segi aspek waktu mampu mereduksi waktu konstruksi sampai 50% dan kualitas mutu beton yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvesional.
Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka 1999) dan sistem T-Cap (2000)
Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangan didalam negeri maupun didatangkan dari luar negeri. Perkembangan ini didukung oleh perusahaan spesialis beton precast yang memproduksi dan mensuplainya.
Seiring dengan persaingan yang semakin kompetitif, maka perusahaan akan menetapkan suatu standarisasi mutu secara keseluruhan yang mampu menghasilkan produk yang kualitasnya dapat memuaskan konsumen.
Banyak perusahaan spesialis beton precast yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebagai standar produk beton precast yang diproduksinya.
Salah satu standar mutu yang telah diakui banyak kalangan bisnis adalah standar ISO 9001:2008. Sertifikat ISO 9001:2008 merupakan sertifikat yang menandakan bahwa perusahaan telah dinilai dan hasilnya telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar dari ISO. ISO 9001:2008 tidak hanya merupakan jaminan tentang produk, tetapi juga terhadap seluruh proses produksinya mulai dari pemilihan bahan baku, sumber daya manusia, pengelolahan, peralatan sampai dengan pembuangan limbah industri (Reko Handoyo, 2012).
Semakin meningkatnya pembangunan konstruksi yang menggunakan beton precast maka perusahaan beton precasta kan memastikan mutu produknya sebagai jaminan bahwa beton pracetak memiliki kualitas beton yang lebih baik dari pada produk beton yang menggunakan metode cast in place, sehingga dapat memuaskan konsumen.
Untuk precast beton atau disebut beton pracetak proses pembuatanya dengan menggunakan cetakan sesuai bentuk yang di inginkan, pertama yang disiapkan untuk mencetak beton precast adalah cetakan yang sesuai ukuran dan bentuk yang diinginankan dengan menggunakan cetakan.
Untuk mencetak precast beton menggunakan bahan dasar pasir yang pilihan kemudian dicuci bersih untuk menghilangkan endapan lumpur, pasir yang telah di cuci dicampur dengan semen sesuai takaran yang ditentukan kemudian dicetak dengan cetakan. Setelah bahan tadi jadi dituangkan maka di tengahnya biberi besi tulangan kemudian ditutup kembali dengan adukan semen sesuai ukuran, untuk menghasilkan cetakan yang cepat kering maka diberi bahan pengering. Setelah itu akan menghasilkan yang disebut Precast Beton :