Caterpillar, Raksasa Alat Berat Mulai PHK 120 Karyawan. Terpukul Penjualan Lesu akibat perang dagang caterpillar mengambil langkah yang cukup dilematis dengan melakuksn PHK terhadap 120 Karyawan. Sebagian besar karyawan yang di PHK berada di pabrik di Texas, AS. Mereka yang diberhentikan secara permanen, bekerja untuk fasilitas eskavator hidrolik.
PHK yang terjadi di fasilitas eksavator hidrolik di Victoria pada 1 November itu dikonfirmasi juru bicara perusahaan Kate Kenny ke Reuters, Senin (04/11/2019). Kenny mengkaitkan keputusan PHK dengan kondisi pasar. Saham Caterpillar ditutup US$146,92, naik 1,7 persen.
“Keputusan ini sesuai dengan kondisi pasar,” kata Juru bicara Caterpillar Kate Kenny, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (5/11/2019). Pabrik di Texas memiliki total 820 karyawan.
Oktober lalu, perusahaan alat berat terbesar dunia itu memutuskan memangkas produksi setelah mencatat penurunan penjualan di semua segmen produk di kuartal 3 (Q3) 2019.
Penjualan di Asia Pasifik, pasar terbesar ketiga perusahaan, jatuh 13%. Ini terjadi seiring turunnya permintaan China dan kompetisi dengan perusahaan alat berat lokal.
Belum lagi pendapatan pasar Amerika Utara yang turun 3%. “Perang dagang membuat konsumer khawatir mengeluarkan modal yang besar, memukul pendapatan kuartalan dan memangkas outlook laba setahun,” katanya lagi.
Pada perdagangan Senin (4/11/2019), saham perusahaan ini ditutup naik 1,7% ke US$ 146,92 per lembar saham. Sebelumnya, Moody’s Analytics memprediksi efek perang dagang akan membuat 300.000 orang di AS kehilangan pekerjaan.
Caterpillar tahun lalu diuntungkan dengan pertumbuhan global sejak 2010. Namun, perang pajak antara AS dan mitra dagangnya, termasuk China, telah melemahkan kepercayaan bisnis dan ekonomi global.
Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa perang dagang AS-China akan mengurangi pertumbuhan global 2019 ke laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008-2009. Prospek bisa semakin gelap jika ketegangan itu tidak terselesaikan, katanya.