Belakangan ini, bersepeda telah menjadi aktivitas populer untuk mengisi waktu sekaligus berolahraga di masa pandemi. Tak hanya gowes menggunakan sepeda kayuh biasa, tak sedikit orang yang mulai beralih ke sepeda listrik. Sepeda jenis ini merupakan sepeda yang ditunjang oleh energi listrik untuk memaksimalkan pengalaman berkendara. Sehingga pengemudinya tak perlu terlalu banyak menghabiskan energi untuk mengayuh ketika jalan sulit atau menanjak.
Sepeda listrik tak hanya digemari anak-anak, namun juga remaja, orang dewasa, dan orang tua. Apalagi sepeda ini sangat mendukung untuk orang-orang memiliki lutut lemah namun tetap ingin menikmati rasanya bersepeda. Nah, hal yang menjadikan sepeda listrik mampu bekerja sedemikian rupa adalah komponen-komponen di dalamnya. Setiap komponennya memiliki peran masing-masing yang kemudian saling bekerja sama agar sepeda listrik nyaman digunakan. Lalu apa saja komponen-komponen penting yang menunjang sepeda listrik? Berikut ini detailnya satu per satu:
Motor penggerak atau dinamo merupakan ciri khas utama yang ada di sepeda listrik. Dinamo merupakan komponen kelistrikan yang perannya mengubah energi listrik yang berasal dari baterai menjadi energi mekanik atau gerak. Komponen ini bisa dipasang di beberapa tempat, namun kebanyakan dipasang di bagian roda (hub motor) atau di gear bagian depan (mid drive motor).
Dinamo sepeda listrik biasanya ada dua tipe, yaitu Brushed DC dan BLDC. Dinamo Brushed DC merupakan dinamo dengan arus listrik searah dan harganya terbilang lebih murah. Dinamo DC biasanya dipasang untuk skuter listrik, namun juga bisa dipakai untuk menunjang sepeda listrik. Sedangkan dinamo tipe BLDC memiliki harga yang lebih mahal namun performanya lebih tangguh dan efisiensinya tinggi.
Baterai adalah komponen vital yang menjadi sumber energi untuk pergerakan sepeda listrik. Komponen ini merupakan bagian yang paling mahal dalam keseluruhan sistem sepeda listrik. Ketika awal diciptakan, baterai yang dipakai adalah asam timbal atau NiMH, namun sepeda listrik modern sekarang ini semuanya sudah beralih ke baterai lithium-ion. Lithium dipilih karena baterai ini lebih bertenaga, ringan, dan umurnya lebih panjang.
Baterai pada sepeda listrik rata-rata memiliki tegangan mulai dari 36 V sampai 52 V karena rentang tegangan tersebut merupakan spot aman untuk menghindari sengatan listrik. Pak baterai biasanya dipasang menyatu dengan pipa rangka sehingga terlihat rapi. Ada juga baterai yang diletakkan di bagian downtube segitiga maupun di bagian boncengan belakang.
Kontroller merupakan salah satu komponen vital pada e-bike yang tidak terlalu familiar didengar. Kontroler memiliki dua fungsi utama yaitu, pertama untuk mengubah tegangan searah menjadi arus bolak-balik dalam tiga fase sehingga motor bisa berputar. Kedua, kontroller berfungsi untuk terus menerus menyesuaikan tegangan yang mengalir ke dinamo sebagai tanggapan atas perintah throttle dari pengemudi, sensor pedal, dan pengendalian batasan arus.
Throttle merupakan bagian pegangan kemudi yang bisa dipakai pengendara untuk mengatur besaran tenaga yang diperlukan dengan cara menekan tuasnya atau memutar pegangan di setang. Throttle memberikan kendali penuh untuk pengendara sehingga jumlah tenaga dari dinamo bisa diatur sesuai selera, bahkan ketika sedang mengayuh.
Ada dua jenis throttle yang paling umum, yaitu thumb throttle dan handle gas tarik. Thumb throttle atau throtlle jempol merupakan tuas yang bisa dikendalikan dengan ibu jari untuk mendorong pedal. Sedangkan handle gas tarik bentuknya full grip serupa dengan setang di sepeda motor pada umumnya. Jadi pengendaliannya dengan cara diputar atau ditarik pegangannya.
Panel display pada sepeda listrik berupa layar LCD yang secara detail menampilan kondisi terkini dari sepeda listrik tersebut. Dalam panel display ditayangkan banyak hal seperti suhu dinamo, kecepatan sepeda, dan kapasitas baterai. Panel display ini rata-rata sudah lolos uji sehingga tahan terhadap berbagai goncangan dalam perjalanan serta kedap air.