Amarika, Eropa, China dan Timur Tengah sedang sangat agressif menerapkan mobil listrik. Berbagai pabrikan dunia sudah bersiap mengalihkan sumber daya ke mobil listrik bersaing dengan para start up seperti Tesla dan Rivian.
Toyota sebagai pemimpin pasar dalam negeri sudah mulai mencium perubahan trend ini. Toyota siap memproduksi mobil-mobil elektrifikasi di Indonesia. Pabrik yang sedang disiapkan adalah pabrik milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang.
Pabrik ini sudah memproduksi mobil-mobil andalan Toyota di pasar domestik dan ekspor seperti Fortuner, Innova, Rush, Yaris, Sienta dan Vios.
“Kalau produksi vehicle ya di Karawang,” ujar Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono saat ditemui beberapa media di Sapporo, Hokkaido, Jepang seperti dilaporkan wartawan detikcom, Dadan Kuswaraharja, Selasa (29/10/2019).
Namun Warih enggan menyebutkan berapa angka investasi yang disiapkan Toyota untuk membuat mobil listrik atau elektrifikasi di Karawang. “Pasti ada investasi, lha wong banyak yang berubah,” ujarnya.
Warih menambahkan Toyota pastinya sudah memikirkan berapa kemampuan produksi mobil listrik toyota dengan memperhatikan beberapa faktor seperti asumsi produksi baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Namun sebelum membuat mobil listrik, TMMIN harus mendapatkan persetujuan dulu dari prinsipal mereka di Jepang.
“Toyota Indonesia harus proposed dulu, ya kami finally producer itu saja. Tapi soal investasi atau soal berapa investasi dan jualannya harus berapa kalau mau memproduksi mobil listrik, ada, cuma kalau diomongin nggak surprise entar,” ujarnya sambil tertawa.
Toyota Indonesia memastikan diri siap melakukan elektrifikasi semua model mobilnya. Meski tak menyebut model mana yang pertama kali kena setrum, Toyota akan menawarkan pilihan hybrid, plug-in hybrid electric vehicle, sampai ke model listrik murni.
Hal tersebut ditegaskan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono saat ditemui beberapa media di Sapporo, Hokkaido, Jepang seperti dikutip dari detikcom, Selasa (29/10/2019).
“Elektrifikasi itu sebuah tantangan, karena kita bukan berpikir sendirian. Kalau nggak ikut itu, kita nggak bisa ekspor. Timur Tengah semuanya sudah menerapkan standar Corporate Average Fuel Economy (CAFE). Malahan kalau nggak memenuhi CAFE itu, mobilnya dikasi (stiker) merah. Ada merah kuning, hijau. Jadi konsumen sudah tahu mobil ini boros ada di diler,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia sendiri memiliki target pada tahun 2025 sekitar 20 persen di jalanan Indonesia merupakan kendaraan elektrifikasi untuk mengurangi emisi. Kendaraan elektrifikasi bisa berupa hybrid dan plug-in hybrid electric vehicle yang masih memiliki mesin bensin, atau mobil listrik murni yang sudah tidak lagi menggunakan mesin konvensional.