Partikel Board vs MDF untuk Funiture, Mana yang Paling Bagus?

Partikel Board vs MDF untuk Funiture, Mana yang Paling Bagus?. Memilih antara partikel board cs mdf untuk furniture. Saat ini material pengganti kayu banyak sekali digunakan untuk furniture, salah satunya adalah MDF dan Partikel Board.

Partikel banyak digunakan untuk berbagai furniture dengan harva dan kualitas menengah ke bawah sebab harga partikel paling murah dibawah mdf, block board, dan plywood.

Terbuat dari komposit yang dipress dwngan sistem pemanas. partikel board terbuat dari limbah berbasis kayu diikat dengan resin formaldehida.  Partikel board merupakan bahan bangunan padat yang digunakan sejak 1960-an.

Baik untuk berbagai aplikasi termasuk countertops, lemari, pintu, lantai, dinding panel, dan furnitur, partikel lebih padat daripada kayu dan karena itu lebih kuat.

Namun partikel sangat tidak tahan terhadap perubahan cuaca dan kelembaban. Untuk berbagai furniture out door yang terpapar panas dan lembab, partikel board sangat tidak direkomendasikan.

MDF, jauh lebih padat daripada partikel. Ini juga merupakan bahan bangunan berbasis kayu komposit ditekan bersama-sama dari kombinasi serat kayu sisa, lilin, dan resin formaldehida. Seperti partikel, MDF digunakan sebagai pengganti kayu lapis. Dibandingkan dengan kayu solid, MDF jauh lebih murah dan cocok untuk dilapisi veneer, HPL, maupun tacosheet.

Ketika harus memilih antara MDF atau partikel, Anda pada dasarnya mendapatkan hal yang sama, meskipun MDF jauh lebih padat dan karena itu lebih kuat dari partikel.

Keduanya mengandung bahan kimia beracun dalam produksi mereka, akan retak jika terlalu banyak terpapar kelembaban, dan tidak cocok untuk finishing produk kayu. Selain itu bahan perekatnya juga bisa mengganggu kesehatan.

Namun demikian, harga dari kedua komposit berbasis kayu lebih murah daripada kayu solid dan beberapa kayu lapis. Satu-satunya hal yang menarik menggunakan mdf atau partikel board adalah harganya yang murah dan kekuatannya yang baik asal tidak kena lembab.

Sekarang pilihan tentu kembali kepada produsen terkait dengan target pasarnya. Apakah untuk kelas dengan harga murah atau dengan harga yang premium. Konsumen juga bisa mempertimbangkan untuk menentukan pilihan.