Hyundai Jadi Market Leader Mobil Listrik di Indonesia

Seperti apa pasar kendaraan listrik sepuluh tahun dari sekarang? Akankah kendaraan bertenaga baterai menyalip bensin dan solar atau menghilang dari pandangan? Masa depan selalu tidak pasti, tetapi tahun 2020 memajukan kisah mobil listrik lebih dari tahun mana pun dalam sejarah.

Pembuat mobil tradisional akhirnya mengikuti revolusi listrik. Volkswagen menginvestasikan US $ 48 miliar dalam produksi baterai dan mobil listrik, yang bertujuan untuk membuat 50 juta kendaraan listrik pada tahun 2030.

BMW mulai lebih awal dengan desain seperti mobil konsep dari rangkaian i3 listriknya dan berencana untuk bersaing dengan Tesla dalam mobil yang terjangkau.

Toyota, pembuat mobil terbesar di dunia, telah membuat hibrida non-plug-in dan sekarang mengalihkan perhatiannya ke kendaraan listrik baterai.

di Indonesia Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai menargetkan penjualan mobil listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia bisa mencapai 1.000 unit pada tahun ini.

Vice President & COO Hyundai Motor Asia Pacific Headquarters Lee Kang Hyun mengungkapkan market share kendaraan listrik di Indonesia memang masih tergolong kecil dimana hanya sekitar 1.000 unit hingga 3.000 unit.

Sementara itu, sepanjang tahun lalu Hyundai menorehkan penjualan kendaraan listrik mencapai 200 unit hingga 300 unit dari tiga jenis kendaraan listrik yang dipasarkan di Indonesia. “Tahun ini kami lihat potensi market sekitar 300 unit hingga 1000 unit,” ungkap Lee dalam diskusi virtual, Kamis (25/3).

Kendati demikian, Lee mengungkapkan target penjualan tersebut juga bergantung pada kebijakan pemerintah. Lee menilai, upaya akselerasi kendaraan listrik di tanah air dapat dimulai dengan penggunaan kendaraan listrik oleh instansi pemerintah. “Kalau pemerintah lebih dulu gunakan EV mungkin bisa sangat maju tapi kalau hanya swasta kami lihat sangat sulit,” jelas Lee.

Lee menambahkan, saat ini kendaraan listrik Hyundai dijual di Indonesia dengan harga bervariatif dari Rp 600 juta hingga Rp 700 juta masih memiliki segmen pasar kendati demikian masih sulit untuk meningkatkan market share.

Lee mengungkapkan penurunan harga kendaraan listrik berpotensi terjadi seiring pengembangan industri baterai listrik. Pasalnya komponen baterai listrik memegang porsi 35% sampai 40% dari total biaya produksi kendaraan listrik.

“Analis memperkirakan baterai harga turun sekitar 8% setiap tahunnya, Jadi kalau harga baterai turun, harga mobil juga turun. Kita juga lihat inovasi lainnya untuk baterai agar bisa buat harga bersaing,” pungkas Lee.