Penggunaan drone rata-rata berkisar seputar forografi atau videografi. Namun untuk tingkatan lebih lanjut, drone kerap dipakai untuk keperluan pemetaan atau fotogrametri. Fotogrametri merupakan kegiatan pemetaan yang dilakukan dengan melakukan survei di udara. Drone adalah perangkat yang tepat untuk memudahkan pekerjaan tersebut. Apalagi proses pemetaan menggunakan drone dinilai lebih cepat dan hemat biaya dibandingkan pemetaan manual.
Sekarang ini sudah mulai banyak terdapat pelatihan mapping atau pemetaan menggunakan drone. Drone biasa dipakai karena drone yang mampu terbang rendah terbukti bisa menghasilkan resolusi pencitraan yang tergolong tinggi. Desain fisiknya juga praktis dan sederhana sehingga gampang dibawa ke mana-mana. Setelah menemukan drone yang tepat untuk pemetaan, selanjutnya Anda harus memahami langkah-langkah pemetaannya yang diuraikan per poin di bawah ini.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebelum pemetaan, Anda harus menentukan drone tipe atau jenis apa yang paling cocok untuk pekerjaan tersebut. Merk atau model drone yang sering dipakai untuk pemetaan yakni drone DJI seri Mavic Pro atau seri Phantom 3 dan 4. Drone-drone tersebut dipilih karena selain harganya yang terjangkau, juga karena semuanya sudah ditunjang oleh fitur built-in camera dan kompatibel dengan aplikasi remote drone di ponsel.
Selain drone DJI tersebut, juga ada pilihan lain yaitu drone dengan tipe Air Surveyor, FDS Nimbus, atau Air Rotor. Ketiga tipe tersebut unggul dalam kecepatan dan ketahanan terbangnya. Jika Anda butuh mapping drone yang mampu terbang dalam waktu lama, itulah jawabannya. Drone tersebut mampu bertahan untuk terbang selama 1 jam.
Selanjutnya, pilih software atau aplikasi yang mendukung proses pemetaan drone. Aplikasi drone rata-rata kompatibel untuk ponsel maupun komputer. Aplikasi ini akan membantu Anda membuat perencanaan penerbangan ke depannya dan mengatur drone untuk mengerjakan survei udara melalui sistem kendali otomatis. Aplikasi pendukung drone yang bisa digunakan misalnya DroneDeploy, Forcest, Hover, dsb.
Anda harus membuat perencanaan penerbangan yang akurat. Banyak hal yang bisa dipertimbangkan agar drone terbang dengan aman, yaitu cuaca, arah angin, ada tidaknya penerbangan lain, dsb. Pada proyek mapping, Anda harus memilih area terbang yang bebas pepohonan. Luasnya area tersebut juga harus pas, jangan terlalu sempit atau terlalu lebar. Waypoint atau perencanaan penerbangan bisa dilakukan melalui software mission planner agar lebih gampang.
Selanjutnya adalah tahapan lepas landas. Anda harus menghubungkan gadget dengan perangkat drone sebelumnya. Kemudian tekan tombol Fly dan drone pun akan siap melakukan penerbangan. Jika Anda tidak menggunakan drone bersistem otomatis yaitu drone yang di-custom seperti airmapper atau airsurveyor, Anda dapat melakukan arming menggunakan transmitter.
Lakukan penerbangan putaran pertama untuk memeriksa foto atau gambar yang terdapat di lapangan proyek. Pastikan hasilnya sudah sesuai yang diharapkan. Anda juga harus mengamati hasil foto satu per satu supaya bisa menghapus hasil foto yang sekiranya kurang bagus dan tidak diperlukan.
Setelah berhasil melakukan penerbangan dengan hasil gambar yang memuaskan, sekarang waktunya mengunggah data tersebut. Caranya, buka dulu datamapper.com lalu buatlah sebuah akun. Selanjutnya buka kolom Survei kemudian klik Unggah Survei. Akan muncul hasil berupa gambar datar area mapping (orthomosaic) atau berupa gambar tiga dimensi. Biasanya proses pengunggahan data memakan waktu beberapa menit sampai berjam-jam sesuai koneksi internet Anda.