Dalam menjalankan aktifitasnya, sektor pengadaan barang/jasa sudah saatnya dilaksanakan secara berkelanjutan (Sustainable Public Procurement) dengan mendasarkan pada konsep value for money yang pada ujungnya memenuhi 3 (tiga) kepentingan yaitu, kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Konsep value for money dalam lelang barang/jasa meliputi seluruh proses pengadaan barang/jasa sejak perencanaan kebutuhan hingga diperolehnya barang/jasa bahkan hingga pengelolaan aset selama umur ekonomis dan teknis barang/jasa.

Perpres mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) merumuskan tujuh prinsip dasar pengadaan yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil, akuntabel. Pencapaian value for money dalam prinsip pengadaan ditopang oleh prinsip efisien dan efektif. Dengan kompetisi yang maksimal maka upaya pencapaian efesiensi dan efektifitas semakin maksimal pula.

Harga, sebagai komponen terakhir dari VFM sangat dipengaruhi oleh 4 (empat) komponen berikutnya sebagai berikut:
  1. Semakin tinggi kualitas, semakin tinggi harga. 
  2. Semakin tinggi jumlah pembelian, semakin rendah harga. 
  3. Semakin pendek waktu yang tersedia, semakin tinggi harga.
  4. Semakin pendek jalur distribusi (sumber pasokan), semakin rendah harga.

Sektor publik termasuk proyek tender pemerintah sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Oleh karenanya dianggap perlu jika sebuah organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan aktifitasnya.

Konsep Value for Money

Deddi Nordiawan menyatakan dalam bukunya, bahwa value for money merupakan sebuah konsep dalam pengukuran kinerja. Value for money yaitu indikator kinerja sebuah sektor publik yang memberikan informasi apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan suatu nilai tertentu bagi masyarakatnya. Indikator yang dimaksud adalah ekonomi, efisien, dan efektif.

Konsep Value for money untuk diimplementasikan pada pengukuran kinerja diperlukan pengembangan indikator kinerja. Pengukuran kinerja Value for money dapat  membuat keseimbangan antara pengukuran hasil dengan pengukuran proses. Indikator efektivitas dalam Value for money berorientasi pada hasil dan lebih bersifat kualitatif, sedangkan indikator ekonomi dan efisiensi lebih berorientasi pada proses dan lebih bersifat kuantitatif. Selain konsep Value for money, terdapat juga pendekatan yang lebih baru dalam manajemen kinerja sektor publik yaitu konsep best practice atau best value yang merupakan perluasan dari konsep Value for money.

Konsep pokok value for money antara lain.
  1. Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
  2. Efisiensi: pencapaian output yang optimal dengan input tertentu atas penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
  3. Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.
Beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen tersebut di atas dirasa belum cukup. Perlu ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality). Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial (social opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu dilakukan distribusi secara merata (equality). Artinya, penggunaan dana publik hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada golongan tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.

Manfaat Implementasi Konsep Value for Money

Value for money dapat tercapai apabila sektor publik tersebut telah menggunakan biaya input paling kecil untuk mencapai output yang maksimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Implementasi konsep value for money diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik. Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik antara lain sebagai berikut ini.
  1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran.
  2. Meningkatkan mutu pelayanan publik.
  3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input.
  4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik bukan golongan atau kelompok tertentu, dan
  5. Meningkatkan kesadaran akan dana publik (public cost awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.

Sumber:https://www.pengadaan.web.id/2019/01/konsep-value-for-money.html