Pemilihan Material Desain Interior. Menurut Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas : Elemen interior pada saat ini mempunyai berbagai macam jenis, pengembangan dan pengaplikasian seiring dengan banyaknya teknologi yang mendukung serta eksplorasi sumber daya yang lebih dalam. Untuk menentukan material yang akan digunakan dalam desain interior perlu dipertimbangkan terlebih dahulu kriteria seperti apa yang diharapkan. Berikut ini adalah kriteria material interior :
Dalam kriteria funsional yang harus lebih diperhatikan adalah pemilihan material yang harus tepat (suitability) sesuai dengan fungsinya. Sedangkan kriteria fungsional tambahan lainnya adalah daya tahan (durability), kemudahan perawatan (easy maintenance), keamanan (safety), dan estetika(aesthetic). Daya tahan yang dimaksud adalah ketahanan misalnya terhadap waktu, kerusakan, cuaca, beban, dan aktivitas.
Pemilihan material yang kurang tepat akan menyebabkan pemborosan, kerugian waktu dan perusakan desain secara keseluruhan. Keamanan maksudnya bahwa material harus aman untuk digunakan. Bahan yang dipilihaman untuk kesehatan, pemasangan yang benar, dan mempunyai permukaan atau finishing yang tidak membahayakan.
Dalam kriteria estetika terdapat 4 unsur penting, yaitu: warna, tekstur, pola dan kesesuaian dengan fungsi atau arah desain. Warna menentukan suasana dan tema. Warna juga menjadi salah satu daya tarik pertama bagi konsumen. Sedangkan tekstur berperan penting saat disentuh, fungsi peran material tersebut; apakah membutuhkan tekstur halus, sedang atau kasar.
Tekstur juga dapat menjadi indikasi kualitas barang tertentu.Pola mempunyai peran nilai dekoratif dari material tersebut, sehingga pemilihan pola pada material harus disesuaikan dengan konsep desain yang ingin diwujudkan. Sedangkan untuk kesesuaian dengan fungsi atau arah desain, adalah pertimbangan material yang hendak digunakan dengan desain yang hendak disampaikan, semisalnya, desain yang mengarah ke konsep natural banyak menggunakan material hayati seperti kayu dan batuan, sedangkan desain yang mengarah ke konsep industrial banyak menggunakan material besi dan batu bata.
Biaya awal (first time cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk harga beli, pemasangan, dan biaya lamanya pemasangan. Intinya adalah biaya yang dikeluarkan sekali sewaktu membeli barang tersebut. Biaya seumur hidup (life time cost) adalah biaya yang ditanggung untuk perawatan, perbaikan, penggantian di masa depan dan hal-hal yang diperlukan untuk tetap menunjang hal tersebut. Dengan kata lain biaya ini adalah biaya yang akan rutin. dikeluarkan selama menggunakan material tersebut.(Pile, John F. , Interior Design, NewYork : Prentice Hall. 1988)
Menurut Subkiman, Anwar (2010) klasifikasi material interior terdiri atas :
1.) Material Alami
Material alami adalah material yang terbuat dari bahan yang didapat dari alam dan digunakan dalam bidang konstruksi sebagaimana adanya di alam. Pengolahannya hanya mengalami pemotongan dan pembetukkan saja. Terdapat dua pengelompokan material alami; yaitu hayati dan non hayati. Hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang hidup, contohnya kayu, bambu, rotan dan lain-lainnya. Non-hayati adalah bahan yang berasal dari alam yang tidak hidup, contohnya batu, pasir, dan lain-lainnya.
2.) Alami Olahan
Material alami alami adalah bahan yang sebelum digunakan di bidang konstruksi mengalami pengolahan terlebih dahulu sehingga berubah bentuk, sifat, ukuran tidak seperti adanya di alam. Contohnya seperti plywood, gypsum board, keramik, metal, tekstil, anyam dan lain-lain.
3.) Material Sintetis
Material sintestis adalah bahan yang awalnya tidak ada di alam lalu dibuat bahan baru dengan teknologi proses kimia. Contohnya adalah kaca, karet, polimer (plastik), thermoset plastic (thermohardening) ; Alkydes, Melamines, Epoxies, Phenolics, Polyester, Ureas, Elastomers, dan untukthermoplastic; Akrilik, Polyethylene, Polypropelene, Polystyrene/Copalymers, PVC (Polyvinyl clorine)
4.) Bahan Siap Pakai
Bahan siap pakai adalah berbagai macam bahan yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga kita tinggal pilih dan memakainya. Contohnya adalah karpet, wall-covering (penutup dinding), dan lain-lainnya.
5.) Aksesoris (hardware)
Aksesoris merupakan bahan pelengkap yang digunakan untuk menempelkan, merekat, menguatkan, dsb. pada bahan / elemen desain interior. Contohnya adalah paku, sekrup, mur-baud, engsel, handle dan lain-lainnya.
6.) Penyelesai / Penyempurna (Finishing)
Finishing merupakan bahan yang digunakan untuk melindungi permukaan bahan utama yang digunakan dan memperindah tampilannya dengan warna, pola, atau tekstur tertentu. Contohnya adalah cat, vernis, pelitur, melamik dan lain-lainnya.