Mari kita belajar dari contoh kasus yang ada di Indonesia

Gedung Bertingkat Menengah Runtuh, Potret Kegagalan Konstruksi Halaman all - Kompas.com ini contoh kasus kegagalan bangunan di Slipi Jakarta, pada Januari 2020

Robohnya balkon gedung BEI: 222 gedung Jakarta 'tergolong tak aman' - BBC News Indonesia Yang ini robohnya balkon gedung BEI tahun 2018

 

Coba kita pelajari bersama-sama, dan kita simpulkan. Ternyata, penyebab nya itu secara garis besar menurut saya ada 2, FAKTOR INTERNAL dan FAKTOR EKSTERNAL. Faktor ini bermacam-macam, misalnya:

 

Faktor internal: Faktor internal dapat berupa kesalahan desain, atau konstruksi. Pembahasan nya bisa panjang ini, tapi coba kita ambil contoh singkat(biar kita sama-sama belajar mengenai keteknik sipil an):

 

Coba lihat gambar dibawah, ini adalah gambar penampang tulangan (pembesian) kolom (tiang)

Ilustrasi gambar pembesian kolom/tiang (Ini dokumentasi pribadi, jangan disebar luas kan)

 

Cara baca gambar nya begini:

Gambar itu adalah tiang/kolom dengan (lihat bagian dimension) dimensi 1,6 meter x 1,5 meter, dengan jumlah tulangan utama (lihat bagian rebars) 80 buah, tulangan ulir diameter 32 mm. Dengan tulangan pengikat bisa dilihat pada bagian stirrups. Dannnn tiang ini akan digunakan pada lantai 11 s/d lantai 15.

 

Okey,

 

  • Seandainya di kemudian hari terjadi keruntuhan struktur pada lantai 11 s/d 15 dan ditemukan penyebab nya karena kurang nya jumlah besi yang seharusnya 80 menjadi 120, artinya ini kesalahan desain
  • Seandainya tahun 2095 ditemukan kegagalan struktur, dan ternyata setelah dianalisa penyebab nya karena jumlah besi yang terpasang 60, dari yang seharusnya 80, ini adalah kegagalan konstruksi

Itulah contoh faktor internal, yang sebenarnya bisa lebih banyak lagi contohnya, namun untuk mempersingkat penjelasan ini lah contoh nya. Berikutnya kita bahas faktor eksternal

 

Faktor Eksternal: Faktor eksternal ini, selain dari proses perencanaan desain dan konstruksi, misalnya gempa, beban, akumulasi beban air dan banyak lagi. Hal-hal ini seharusnya sudah diperhitungkan pada perencanaan, namun faktor ini bisa aja terjadi.

 

Nih saya kasih contoh, keruntuhan bangunan akibat gempa, umumnya sih kalau bangunan tinggi itu sudah memprediksi gempa periodik, jadinya bangunan tinggi itu sudah dirancang tahan gempa.

 

Segitu aja sih kira-kira faktor penyebab keruntuhan sebuah bangunan, tapi kalau proses konstruksi nya, ya tetap sama aja faktor internal dan eksternal, tapi yang dipertimbangkan ya peralatan konstruksi nya, misalnya perancah salah perhitungan dan lain-lain.

 

Begitu