Inspirasi utama dalam sejarah awal hoverboard adalah hoverboard yang muncul pada film Back to the Future. Dalam film tersebut, hoverboard digambarkan sebagai sebuah papan yang bisa melayang dan dinaiki manusia serta bisa melayang di atas daratan maupun perairan. Hoverboard yang populer saat ini adalah hoverboard dengan dua roda yang bisa berjalan mulus namun tidak bisa melayang.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, hoverboard dalam film fiksi ilmiah tersebut sudah benar-benar hadir di dunia nyata meski belum secanggih ekspektasi. Dalam satu dekade ini, kurang lebih telah hadir empat tipe hoverboard layang yang dikenal dunia. Berikut ini adalah uraian cara kerja keempat hoverboard tersebut,
Omni adalah tipe hoverboard yang memiliki bentuk berupa papan helikopter kecil. Jika biasanya orang mengendarai helikopter dengan duduk di dalamnya, kali ini helikopter Omni dikendarai dengan cara berdiri di atasnya. Seperti semua hoverboard layang, benda ini membutuhkan gaya dorong ke atas guna mendorong gaya gravitasi. Dengan begitu papan dapat melayang di udara.
Gaya dorong ke atas pada hoverboard Omni berasal dari udara. Jadi, perangkat memberikan dorongan udara yang kuat ke arah bawah dan menghasilkan gaya dorong atas. Hoverboard ini fleksibel digerakkan ke atas bawah maupun kanan kiri, sejauh ini Omni adalah hoverboard layang yang bisa dibilang terbaik karena tidak memiliki keterbatasan terbang. Omni bisa dikendarai di atas daratan maupun permukaan air.
Kekurangan pada hoverboard tipe ini yaitu waktu terbang yang tidak bisa terlalu lama. Hal ini dikarenakan Omni pada hakikatnya adalah sebuah quadcopter dengan tenaga listrik sehingga sangat bergantung pada baterai. Apalagi baterai yang dipakai memiliki bobot begitu berat sehingga Omni hanya bisa dikendarai dalam beberapa menit saja.
Kelemahan selanjutnya adalah tingkat keselamatannya yang tidak terjamin. Alat ini nampak berbahaya jika dikendarai karena terdapat baling-baling yang berputar sangat cepat di bagian bawah. Jika mengenai pejalan kaki atau orang lain tentu bisa menyebabkan kecelakaan serius.
Hendo adalah brand yang mengklaim produknya sebagai hoverboard pertama di dunia. Kualitasnya semakin diperhitungkan ketika Tony Hawk, pemain skateboard profesional, mengendarainya. Agar bisa melayang, Hendo mengandalkan elektromagnet untuk menghasilkan medan magnet yang kemudian berinteraksi dengan konduksi pada papan hover. Elektromagnet ini bekerja dengan mengubah medan magnet beraliran listrik yang ada di permukaan logam pada bagian bawah hoverboard. Aliran listrik tersebut lalu memproduksi medan magnet sendiri dengan tujuan menolak elektromagnet di hoverboard.
Hendo benar-benar bisa melayang, namun perangkat ini tetap memiliki kelemahan. Perangkat ini ternyata hanya bisa melayang di atas tempat dengan permukaan konduksi. Jadi, pengguna tidak bisa mengendarainya di atas air atau sembarang tempat. Selain itu, cara mengendarainya tidak sama dengan mengendarai skateboard sehingga tidak fleksibel.
Lexus juga membuat hoverboard yang bisa melayang dengan nama Slide. Hoverboard ini juga mengandalkan medan magnet seperti Hendo. Bedanya, Lexus tidak mengubah medan magnet memakai elektromagnet namun malah memakai superkonduktor. Jadi, saat superkonduktor diletakkan di sekitar medan magnet, maka akan tercipta gaya levitasi magnetik. Superkonduktor tertanam di dalam papan dan magnet berada di tanah.
Slide lebih unggul dibanding Hendo dalam hal ukurannya yang lebih kecil serta tampilannya yang benar-benar serupa skateboard layang. Sayangnya, hoverboard Lexus ini butuh permukaan khusus untuk melayang sehingga tidak bisa dikendarai di atas air maupun permukaan lain yang tidak tertanam magnet.
Selain itu, superkonduktor harus bersuhu dingin agar bisa melayang. Sehingga sebelum menerbangkan Slide, Anda harus menambahkan nitrogen cair agar superkonduktor dalam hoverboard tetap dingin. Saat dikendarai, Slide akan mengembuskan embun atau uap air sehingga nampak keren.
ArcaBoard merupakan hoverboard keluaran perusahaan peralatan ruang angkasa Arca Space. Hoverboard ini bisa melayang hingga 6 menit dengan mengandalkan baterai Li-Po. ArcaBoard menggunakan 36 kipas listrik dalam papannya sehingga mampu mengapung di udara dengan leluasa. Kipas listrik tersebut digerakkan oleh motor listrik yang berdaya tinggi sehingga mampu menghasilkan kekuatan setara 272 tenaga kuda.
Material pada perangkat ArcaBoard berasal dari bahan komposit peralatan ruang angkasa sehingg lebih kokoh dan ringan. Alat ini bisa mengangkut beban hingga 110 kg dan pengendaliannya bisa dikontrol melalui aplikasi ponsel yang dihubungkan melalui bluetooth. Kelemahannya yaitu suaranya yang sangat bising sehingga mengganggu pendengaran. Dan sama dengan hoverboard Hendo dan Lexus, ArcaBoard hanya bisa terbang sebentar karena bergantung pada baterai. Harganya pun terbilang sangat mahal.