Sebuah perusahaan manufaktur (industri pengolahan) mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dalam prosesnya, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Salah satunya adalah biaya operasional yang berkaitan dengan pengeluaran perusahaan untuk distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan roda perusahaan.


Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki peran besar bagi perusahaan untuk mencapai keberhasilannya, yaitu memperoleh laba usaha. Oleh karenanya, pencatatan biaya operasional sangat penting dilakukan bagi perusahaan untuk melihat masa depan usahanya, apakah bisnisnya masih dapat berjalan lancar atau tidak. Sebelum melangkah jauh, ada baiknya kamu mengetahui jenis-jenis biaya operasional dan bagaimana cara menghitung biaya operasional pada sebuah perusahaan.

Baca Juga: Harga Rel Pintu Sliding (Geser) dan Cara Pemasangannya

Macam-macam Biaya Opeasional


Biaya Operasional terbagi menjadi beberapa macam antara lain : 

1. Biaya Tetap  

Yaitu biaya yang tidak terkait dengan operasi perusahaan sehingga tidak ada kaitannya dengan penjualan perusahaan. Karena biaya tetap tidak terkait dengan penjualan perusahaan maka biaya ini menjadi risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tetap dapat di bedakan menjadi 3 yaitu: 
  • Biaya tetap operasi, yaitu biaya tetap dari aktifitas operasional perusahaan.  Biaya ini seperti biaya sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian administrasi, dan lain-lain. Sedangkan risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko operasional.
  • Biaya tetap keuangan, yaitu biaya tetap perusahaan yang mana menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Biaya ini berupa biaya bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Sedangkan risiko yang timbul dari biaya ini disebut risiko keuangan. 
  • Biaya tetap total, yaitu penjumlahan dari biaya tetap operasi dan keuangan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko bisnis atau perusahaan.
2. Biaya Variabel  

Yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah karena perubahan operasi perusahaan. Biaya variable tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya pemasaran langsung. 

3. Biaya Semi Variabel  

Yaitu biaya yang meningkat secara bertahap dengan kenaikan output, contohnya gaji manajer, gaji supervisor dan lain-lain. 

4. Biaya Semi Tetap  

Yaitu biaya yang pada tahapan tertentu tetap jumlahnya, namun setelah pada tahapan tertentu itu jumlahnya melonjak dalam jumlah tertentu.

Biaya operasional perusahaan juga terbagi atas : 

1. Biaya Bahan Baku Langsung  

Biaya operasional jenis ini juga biasa dikenal sebagai biaya utama. Karena bahan baku merupakan biaya wajib yang harus dikeluarkan untuk membentuk bagian integral dari barang jadi. Biaya bahan baku ini dapat dimasukan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah serat kayu (selulosa) dari pohon tanaman untuk pembuatan kertas dan tanah liat untuk pembuatan genteng. Sedangkan bahan baku tidak langsungnya adalah lem untuk pembuatan buku tulis, dan kayu bakar untuk proses pembuatan gentengnya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung  

Sama halnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja juga diklasifikasikan sebagai biaya utama. Bagaimanapun setiap perusahaan industri membutuhkan tenaga kerja untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dan disinilah peran dari tenaga kerja. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan.

3. Biaya Overhead Pabrik  

Gabungan dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead seringpula disebut dengan istilah biaya konversi yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya overhead pabrik umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan langsung ke pekerjaaan produk atau tujuan akhir biaya. Contohnya adalah biaya sewa, depresiasi mesin, peralatan kantor, dan sebagainya tergantung pada jenis perusahannya apakah perusahaan dagang ataukah perusahaan manufaktur.

Baca Juga: Menjadi AHLI BEKERJA DI KETINGGIAN: Peluang Karir Menjanjikan

Menghitung Biaya Operasional


Biaya operasional sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:


Keterangan:
  • Dari laporan laba rugi perusahaan, ambil biaya produksi yang tertulis. Bisa juga disebut dengan biaya penjualan.
  • Temukan total pengeluaran operasional, yang juga menjadi bagian dari laporan laba rugi tersebut.
  • Tambahkan total pengeluaran operasional pada periode penghitungan tersebut.

Baca Juga: Perpres No.17 Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Fungsi Pencatatan Biaya Operasional dalam Perusahaan


Perusahaan perlu melakukan pencatatan biaya operasional secara rutin. Selain mencatat biaya-biaya operasional yang dikeluarkan, perusahaan juga harus mengentry semua biaya-biaya di luar dari kegiatan operasional di dalam sistem akuntansi, seperti biaya bunga dalam pinjaman perusahaan. Dengan mencatat kedua jenis pengeluaran tersebut, analis perusahaan akan mampu menentukan bagaimana biaya tersebut berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Fungsi lain dari pencatatan biaya operasional tersebut adalah untuk melihat masa depan perusahaan, apakah bisnisnya masih dapat berjalan lancar ataukah tidak.

Biaya operasional juga berpengaruh pada laba yang didapatkan perusahaan secara tidak langsung. Salah satu strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan adalah dengan menurunkan biaya operasional seminimal mungkin. Laba perusahaan sangat ditentukan oleh pendapatan yang dihasilkan perusahaan dan jumlah dana yang dihabiskan perusahaan dalam proses produksi. Dengan demikian untuk meningkatkan laba perusahaan, jumlah pendapatan harus ikut ditingkatkan, sementara itu perusahaan juga harus menekan biaya operasional.

Baca Juga: Daftar Harga Produk Panci Listrik Serbaguna Terbaru

Pengaruh Biaya Operasional dalam Perusahaan


Memangkas biaya operasional bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun perlu diwaspadai bahwa bukan berarti metode ini tidak berdampak buruk bagi perusahaan. Mengurangi biaya operasional perusahaan sama halnya dengan menurunkan produktivitas kinerja perusahaan, yang bisa jadi malah akan menimbulkan kerugian. Dalam jangka pendek, mengurangi kegiatan tertentu demi efektivitas biaya operasional mungkin bisa saja akan mendatangkan keuntungan. Namun untuk jangka panjangnya, pendapatan perusahaan akan cenderung terus menurun.

Misalnya ketika sebuah perusahaan otomotif memangkas biaya iklan dan promosi, dalam waktu singkat keuntungan perusahaan otomotif tersebut akan melesat karena adanya pemotongan biaya iklan. Namun dengan mengurangi kegiatan iklan dan promosi, perusahaan bisa saja akan kehilangan customer baru yang akan mengakibatkan menurunkan sumber pendapatannya. Untuk itu, perusahaan harus tetap menjaga biaya operasional tetap rendah namun dalam waktu bersamaan harus mampu menjaga tren penjualan ke user agar terus meningkat.

Demikianlah penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan biaya operasional pada perusahaan. Semoga bermanfaat.

Sumber:https://www.pengadaan.web.id/2020/01/biaya-operasional-perusahaan.html