Sebelum memahami tentang cara menghitung Break Even Point (BEP) suatu usaha dagang barang/jasa, ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu tentang apa itu BEP didalam suatu usaha bisnis. Jika kita berjualan, pastinya kita ingin mengetahui kapan waktunya bisnis atau usaha tersebut mencapai titik impas (balik modal atau pulang pokok). Nah, istilah titik impas/balik modal inilah yang dinamakan Break Even Point (BEP).

Untuk definisi Break Even Point (BEP) secara umum adalah sebuah titik impas dimana Biaya Pengeluaran (Modal) dan Pendapatan seimbang/sama sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan didalam perusahaan maupun usaha dagang yang akan dan sedang dijalani.




Fungsi Break Even Point (BEP) ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Lantas, apa saja sih manfaatnya bagi Pelaku Usaha dengan mengetahui perhitungan BEP? Nah, berikut ini ada beberapa hal penting yang merupakan manfaat mengetahui BEP, yakni:
  1. Mengetahui target jumlah penjualan minimal yang harus dicapai agar Pelaku Usaha tidak mengalami kerugian.
  2. Sebagai informasi untuk mengetahui berapa lama usaha akan mencapai Break Even Point (BEP) dengan asumsi-asumsi tertentu.
  3. Sebagai pedoman dalam perencanaan jumlah (volume) penjualan yang harus dicapai agar menghasilkan laba dalam jumlah tertentu.
  4. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan harga jual produk per unitnya
  5. Sebagai pedoman dalam mengambil keputusan untuk memulai usaha, dengan mempertimbangkan biaya apa saja yang sebaiknya perlu penghematan, contoh : biaya sewa, biaya renovasi, biaya promosi & pemasaran, serta biaya lainnya ketika usaha berjalan seperti biaya pembelian bahan baku, dsb.
Menghitung Break Even Point (BEP) suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang sangatlah penting sekali karena sebagai Pelaku Usaha tentunya harus pintar dalam menghitung untung rugi sebuah usaha yang akan digeluti dan dijalani. Sudah barang tentu, setiap Usaha Bisnis pastilah membutuhkan Modal Besar dan tidak sedikit.

Oleh karena itu dengan adanya Break Even Point (BEP) ini sangat membantu bagi para Pelaku Usaha untuk menghitung kapan Modal Usaha itu balik (Balik Modal), sehingga ketika sudah mengetahui kapan modal usaha itu balik modal maka Pelaku Usaha bisa mengetahui kapan Usaha tersebut bisa menguntungkan.

Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point

Agar lebih memahami BEP, kita harus mempelajari apa saja komponen-komponen penghitungan dasar BEP seperti berikut ini:
  • Total Cost (TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Ada 2 jenis biaya, yakni biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). 
  • Fixed Cost (FC). Komponen ini merupakan biaya yang jumlahnya tetap (konstan) jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh fixed cost ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, pembelian peralatan seperti mesin, komputer, dll.
  • Variabel Cost (VC). Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis (berubah-ubah) besarnya tergantung dari jumlah volume produksi yang dihasilkan. Artinya jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, biaya bahan bakar, dll.
  • Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Baca Juga: PLTS Terintegrasi Hidrogen Mulai Dikembangkan untuk Pembangkit listrik

Rumus Break Even Point (BEP)

Lalu bagiamana mendefinisikan formula BEP, serta contoh perhitungannya, yuk simak penjelasan berikut ini :
  1. Sesuai dengan pengertian BEP (Break Even Point) atau titik Impas (tidak untung, juga tidak rugi) adalah suatu keadaan dimana jumlah pendapatan (total revenue) sama besarnya dengan jumlah keseluruhan biaya (total cost) yang dikeluarkan, maka Break Even Point (BEP) terjadi apabila Total Revenue (TR) = Total Cost (TC).
  2. Total Revenue (TR) adalah jumlah pendapatan yang diterima. 
  3. TR diperoleh dengan mengalikan jumlah unit/quantity yang terjual (Q) dengan harga jual perunit (P). Contoh : jika harga jual perunit Rp. 100,- dan jumlah yang terjual adalah 10 Unit, maka Total Revenue (TR) adalah 10 unit x Rp. 100,-/unit = Rp. 1.000,-
Jika ditulis dengan persamaan matematika, maka :
Total Revenue (TR)    = Total Cost (TC).
P x  Q                          = TFC + TVC
P x Q                           = TFC + (VC x Q)
P x Q – (VC x Q)         = TFC
(P – VC ) x Q              = TFC
Q                                 = TFC / (P-VC)

Sehingga Rumus BEP Unit atau berapa jumlah unit yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas adalah:
                                 TFC
  BEP (Unit)     = --------------
                               PVC
Ket :
TFC     = Total Fixed Cost
P          = Harga Per Unit adalah Harga Jual Barang atau Jasa Perunit yg dihasilkan
VC      = Biaya variable per unit
Q         = Jumlah Unit


Selain BEP Unit, BEP dalam bentuk Rupiah juga bisa dicari. BEP Rupiah sendiri adalah titik pulang pokok yg dinyatakan oleh Jumlah Penjualan atau Harga Penjualan tertentu. Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas? Terdapat dua rumus untuk menghitung BEP Rupiah, yaitu sebagai berikut ini:

BEP Rupiah = TFC/ (1 – (VC/P)), atau

BEP Rupiah = TFC/ ((P-VC)/(P))

Ket:
TFC    = Total Fixed Cost
(1 – (VC/P)) atau (P-VC)/(P) = istilah Margin Kontribusi Per Unit.

Baca Juga: Inilah Aneka Jenis Kamera CCTV yang Umum Digunakan

Simulasi Menghitung BEP

Untuk lebih memahamkan dalam menghitung BEP, dan membaca data BEP, berikut ini kami berikan 3 (tiga) contoh simulasi penghitungan BEP.
  • Contoh Simulasi Pertama Menghitung BEP
Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi:
  • Total Biaya Tetap (TFC) senilai Rp 120 juta
  • Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu
  • Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu
Penghitungan BEP Unit
BEP Unit = FC/ (P – VC)
BEP Unit = 120.000.000/ (80.000 – 60.000)
BEP Unit = 6000

Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 120.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp 480.000.000

Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa target penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:

BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)

Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan.

BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = (120.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 200.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 10.000 unit atau
BEP – Laba = Rp 800 juta (didapat dari 10.000 unit x Rp 80.000)

Membuktikan Laba Yang Diperoleh

Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 10.000 unit bernilai Rp 800.000.000, perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari kita periksa berikut ini:

Penjualan Rp 800.000.000
FC Rp 120.000.000
Total VC (Rp 60.000 x 10.000 unit) Rp 600.000.000
Total Biaya Rp 600.000.000
Laba Rp 80.000.000 (Dihitung dengan cara: Penjualan – (FC + Total VC))

  • Contoh Simulasi Kedua Soal BEP (Break Even Point) Bisnis Usaha Jaya Abadi

Usaha Dagang (UD) Jaya Abadi di Tahun 2019 mempunyai Data – Data Biaya dan Rencana Produksi sebagai berikut:


Penjelasan Jawabannya :

Cara Menghitung BEP Dalam Unit milik Badan Usaha Jaya Abadi adalah
                                 TFC
  BEP (Unit)     = --------------
                               PVC

                                     Rp. 150.000.000
  BEP (Unit)     = ---------------------------------
                              Rp. 100.000 – Rp. 40.000

                         =  Rp. 150.000.000 / Rp. 60.000

                         = 3.750 Unit

Cara Menghitung BEP Rupiah milik Badan Usaha Jaya Abadi adalah

= FC/(P-VC /P)

= Rp. 150.000.000 / (Rp. 40.000 / Rp. 100.000)

= Rp. 150.000.000 / 0.4

= Rp. 375.000.000

Jadi Nilai Break Event Point (BEP) dari Badan Usaha Jaya Abadi tercapai ketika Penjualan Barang (Produknya) mencapai 3.750 Unit, yang telah dibuktikan dengan Cara Menghitung BEP Unit Badan Usaha milik Jaya Abadi. Dan jika di dalam BEP Rupiah dari Badan Usaha milik Tegar Jaya tercapai jika menyentuh Penjualan Produk (Barang) dengan nilai sebesar Rp. 375 Juta.

Link File Exel ada list di bawah postingan ini.
  • Contoh Simulasi Ketiga Penghitungan BEP
Biaya yang dikeluarkan bisnis jasa penyedia fotocopy dijalankan yang terdiri dari biaya sewa lokasi, biaya renovasi tempat, biaya sewa mesin fotocopy, dsb adalah sebesar Rp. 10.000.000. Harga jual per unit hasil fotocopy Rp. 150,- sedangkan biaya variable per unit seperti kertas, toner, listrik, dll totalnya adalah Rp. 100,-. Berapa BEP dari usaha fotocopy tersebut ?

Jawaban :

                                 TFC
  BEP (Unit)     = --------------
                               PVC
                         = 10.000.000 / (150-100)
  BEP                = 200.000 Unit

Artinya :

Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila berhasil menjual 200.000 unit (lembar) hasil copy-an.

Jika asumsi 1 bulan adalah 26 hari kerja (senin – sabtu), dan setiap hari usaha tersebut bisa menghasilkan 500 unit hasil copy-an, maka usaha tersebut akan BEP dalam jangka waktu = 200.000 : (500 x 26 hr) = 15 bulan lebih.

Untuk menghitung dan mengetahui berapa BEP dalam rupiah, adalah sebagai berikut
BEP (dalam Rupiah)  = BEP (dalam unit) x Harga jual per unit
                                    = 200.000 x Rp. 150,-
                                    = Rp. 30.000.000,-
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila total penjualannya mencapai Rp. 30.000.000,-

Penerapan BEP lebih lanjut, bisa dikombinasikan dengan rencana perolehan pendapatan yang diinginkan oleh Pelaku Usaha, sehingga bisa diketahui berapa jumlah penjualan minimum agar usaha (bisnis) tersebut bisa BEP. Supaya gampang, tidak perlu repot-repot dan pusing ketika melakukan simulasi perhitungan BEP, saat ini saya sediakan template break even analysis dalam format Excel yang bisa anda unduh secara gratis pada link berikut ini.

Template excel menghitung BEP ini akan memudahkan anda melakukan menghitung BEP usaha dengan melakukan simulasi perubahan komponen harga jual perunit, biaya tetap, biaya variable, dan target income anda untuk periode tertentu (bila perlu).

Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point (BEP) sangat membantu Pelaku Usaha untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang/ pendapatan yang diterima. BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen bisnis.

Dan sebagai tambahan informasi saja bahwa didalam cara menghitung Break Event Point (BEP) dalam suatu Usaha Bisnis dan Usaha Dagang, maka nilai dari BEP tersebut sangat tergantung dari Perubahan Harga Jual Per Unit, Perubahan Biaya Tetap, Perusahaan Biaya Variable dan Perubahan Komposisi Sales Mix sehingga bagi kalian sebagai Pelaku Usaha harus mengetahui secara pasti Nilai dari Biaya – Biaya tersebut di dalam Suatu Bisnis Usaha Anda.

Demikianlah pembahasan mengenai apa itu BEP dan cara menghitung BEP serta keuntungan mengetahui BEP yang bisa Anda dapatkan sebagai calon/Pelaku Usaha, dan semoga saja ulasan tentang salah satu Rumus Akuntasi ini dapat berguna dan bermanfaat kepada Anda untuk menganalisis usaha yang akan Anda jalani.

Sumber:https://www.pengadaan.web.id/2019/07/break-even-point-bep.html