Kontraktor konstruksi di Cilegon

Cari & temukan Kontraktor konstruksi terbaik & terpercaya di Cilegon
FILTER BY

Tour Type

Duration

Kota Tarakan
CV. BINAI JAYA
Grade: K1
Asosiasi : GAPENSI
Kota Jakarta Selatan
PT. OCTOS GRAHA
Grade: K
Asosiasi : LSBU GAPEKNAS INFRASTRUKTUR (GAPEKNAS)
Cilegon
Showing 1 - 3 of 3

Kontraktor konstruksi di Cilegon

Perusahaan Kontraktor konstruksi di Cilegon merupakan sebuah jasa yang menawarkan usaha jasa konstruksi rumah yang terletak di Cilegon Indonesia. Cilegon juga merupakan kota metropolitan yang sangat ramai penduduknya. Jika bicara tentang Cilegon, tentu tidak terlepas dari bayangan infrastruktur – infrastruktur yang mumpuni yang ada di Cilegon. Tentu saja infrastruktur tersebut ada dengan campur tangan para kontraktor yang telah melaksanakan pembangunannya. Perusahaan Kontraktor konstruksi Cilegon tidak jauh beda dengan kontraktor yang berasal dari daerah lain. Kontraktor merupakan pelaksana konstruksi baik pembangunan baru maupun renovasi dari yang lama. Perusahaan Kontraktor konstruksi Cilegon ini bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan Jasa Kontraktor konstruksi sesuai dengan kesepakatan kontrak dengan pihak pemberi kerja. Di Cilegon ada banyak sekali kontraktor yang tersebar di beberapa wilayah di Cilegon. di atas adalah daftar Perusahaan Kontraktor konstruksi Cilegon (terutama kontraktor sipil) yang bisa menjadi rekomendasi terbaik

Cari juga di kota-kota di Cilegon:

Selain itu, Kota Cilegon juga memiliki 3 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan jalur tidak aktif, yaitu:

Kota Cilegon adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini juga terletak di bagian barat Pulau Jawa, tepatnya di tepi Selat Sunda. Kota ini dikenal sebagai "Kota Baja", yang disebabkan adanya industri baja milik Pemerintah Indonesia, yakni Krakatau Steel. Kota ini berada di wilayah metropolitan Serang Raya.

Peluang yang diberikan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah semakin memberikan keleluasan bagi Cilegon untuk mewujudkan cita-cita masyarakatnya. Peluang tersebut semakin nyata setelah institusi pemerintah di Kota Cilegon menjadi lengkap dengan terbentuknya DPRD Kota Cilegon.

Kota Cilegon dalam pembentukannya mengalami beberapa masa, yang dimulai dari masa Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tahun 1651, Cilegon merupakan kampung kecil dibawah kekuasaan Kesultanan Banten. Pada masa itu Cilegon berupa tanah rawa yang belum banyak didiami orang.

Tempat wisata selanjutnya adalah Cagar Alam Gunung Tukung Gede. Cagar alam ini memiliki dua sungai besar yang bermuara ke Pantai Anyer, yaitu Sungai Cikoneng dan Digandik.

Kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan langsung dengan selat sunda, dan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta–Merak. Selain itu rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan terkoneksi dengan jalan lingkar selatan Kota Cilegon serta menambah tingkat konektivitas kota ini dengan daerah lain di sekitarnya.

Dengan jumlah penduduk yang tinggi membuat Kota Cilegon menjadi kota terbesar ke-4 di Banten. Masih cukup tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon tersebut terutama dipengaruhi oleh peristiwa migrasi yang masuk.

Sebagai pusat pelayanan bagi wilayah Banten dan sekitarnya baik pelayanan jasa koleksi maupun distribusi, pertumbuhan masyarakat Cilegon sangat ditopang oleh adanya perkembangan industri dan perdagangan. Sebagai pusat pertumbuhan, Cilegon memberikan kontribusi efek dalam mengoleksi hasil produksinya dan demikian pula sebaliknya, yaitu mendistribusikan hal-hal yang dibutuhkan daerah tersebut. Untuk melayani kebutuhan tersebut perlu aparat yang memadai setingkat dengan Daerah Tingkat II.

Gunung yang berada di wilayah Gerem – Merak, anda dapat melihat objek wisata berupa hamparan pegunungan granit yang memiliki bermacam-macam bentuk bebatuan sehingga membentuk semacam pintu selamat datang. Selain itu anda akan melihat hamparan pesisir barat Kota Cilegon dari Gunung Batu Lawang.

Menurut klasifikasi Iklim Koppen, iklim di Kota Cilegon termasuk dalam Iklim monsun tropis (Am), tetapi semakin dengan pesatnya perkembangan Kota Cilegon jumlah tutupan hijau di kota ini menjadi sangat berkurang sehingga mengubah jenis tutupan permukaan di wilayah Kota Cilegon. Kota ini mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 22 °C-33 °C.

Pulau Merak Besar terletak tepat (± 500 M) didepan pelabuhan penyebrangan Merak – Bakauheni (ASDP), dengan luas areal sekitar 20 Ha. Dipulau ini terdapat Flora ( Aneka tumbuhan dan pepohonan ) dan Fauna (Kera, Ular, dan aneka Kerang ), alamnya masih asri dan tidak berpenghuni, terdapat pula bebatuan dan koral situs Tsunami Gunung Krakatau tahun 1883. Sedangkan Pulau Merak Kecil terletak ± 1 Km disebelah daya pelabuhan Merak dan dapat ditempuh ± 10 menit dengan menggunakan perahu motor. Pulau ini memiliki luas areal 4,62 Ha dan merupakan gugusan dari Pulau merak besar. Selain sebagai destinasi wisata di Kota Cilegon gugusan pulau ini juga menjadi gugus penghalang ombak laut yang melindungi Pelabuhan Merak dari terjangan ombak selat sunda.

Koordinat: .mw-parser-output .geo-default,.mw-parser-output .geo-dms,.mw-parser-output .geo-dec{display:inline}.mw-parser-output .geo-nondefault,.mw-parser-output .geo-multi-punct{display:none}.mw-parser-output .longitude,.mw-parser-output .latitude{white-space:nowrap}6°0′37″S 106°2′31″E / 6.01028°S 106.04194°E / -6.01028; 106.04194

Curah hujan tahunan di wilayah Kota Cilegon berada pada angka 1800 – 2100 mm per tahun dengan jumlah hari hujan yakni ≥130 hari hujan per tahun. Tingkat kelembapan nisbi pertahun berkisar antara 77%–85%.

Di sini kamu bisa melakukan hiking, belajar tentang ragam hayati yang ada. Cagar Alam Gunung Tukung Gede sendiri berlokasi di Gunung Tukung, Desa Sindang Mandi, Anyar, Cilegon atau sekitar 1 jam dari pusat Kota Cilegon.

Bukit Teletubbies di Cilegon berlokasi di kawasan Suralaya, Pulomerak, Cilegon. Bukit yang bernama asli Bukit Kembang Kuning ini sudah cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan, sebelum pandemik COVID-19.

Sebelumnya, Kota Cilegon pernah berstatus sebagai kota administratif yang mencakup seluruh wilayah Kota Cilegon saat ini, hingga kota ini berubah status menjadi kota otonom pada tanggal 27 April 1999.

Objek wisata yang satu ini terletak di kota Cilegon, Provinsi Banten sekitar 4 km dari Pelabuhan Merak.

Namun sejak masa keemasan Kesultanan Banten dilakukan pembukaan daerah di Serang dan Cilegon yang dijadikan daerah persawahan dan jalur perlintasan antara Pulau Jawa dan Sumatra. Sejak saat itu banyak pendatang yang menetap di Cilegon sehingga masyarakat Cilegon sudah menjadi heterogen disertai perkembangan yang sangat pesat.

Perkembangan industri yang pesat di Cilegon berdampak pula terhadap sektor lainnya seperti perdagangan, jasa dan jumlah penduduk yang terus meningkat. Mata pencaharian penduduk Cilegon yang semula sebagian besar adalah petani berubah menjadi buruh, pedagang dan lain sebagainya.

Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Desember–Februari dengan Januari sebagai bulan terbasah dan curah hujan minimum berlangsung pada bulan Juli-September dengan Agustus sebagai bulan terkering.

Krakatau Steel telah mendorong pembangunan dan perkembangan yang sangat pesat bagi wilayah Cilegon, yang akhirnya mempengaruhi kondisi sosial budaya dan tata guna lahan. Daerah persawahan dan perladangan menjadi daerah industri, perdagangan dan jasa.

Berikut adalah daftar Wali Kota Cilegon secara definitif sejak tahun 1999 di bawah Pemerintah Republik Indonesia.

Produk budaya masyarakat cilegon antara lain Tari Bendrong Lesung, Patingtung Bambu, Pencak Silat Khas Cilegon, Rampak Bedug dan Ubrug. Produk Budaya lain berupa benda adalah Batik Lereng Lesung Mandiri, Golok, dan alat musik patingtung, apalagi dengan adanya Sangar Batik Krakatoa Cilegon yang mengedapankan batik lokal dengan motif yang tidak lepas dengan budaya Cilegon.

Kota Cilegon terdiri dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 404.426 jiwa dan luas wilayah 175,50 km² dengan kepadatan 2.304 jiwa/km².

Menurut Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1986, bahwa Kota Administratif Cilegon berada dibawah pemerintahan Kabupaten Serang, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun keuangan. Aspirasi yang bekembang dalam lingkup Kota Administratif Cilegon disalurkan melalui wakil-wakil yang ditunjuk atau ditugaskan sebagai anggota DPRD Kabupaten Serang.

Sedangkan pada tahun 1924, di Districh Cilegon telah ada perguruan pendidikan yang berbasis Islam yaitu Perguruan Al-Khairiyah dan Madrasah Al-Jauharotunnaqiyah. Dari perguruan pendidikan tersebut melahirkan tokoh-tokoh yang berbasis Islam di Cilegon.

Memasuki era 1962, di Cilegon berdiri sebuah Pabrik Baja Trikora yang merupakan babak baru bagi era industri wilayah Cilegon. Industri Baja Trikora berkembang pesat setelah keluar Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1970 tanggal 31 Agustus 1970 yang mengubah Pabrik Baja Trikora menjadi Krakatau Steel berikut anak perusahaannya.

Pantai kelapa tujug terletak di Merak, kota Cilegon Banten 9 Km dari pintu Tol Jakarta – Merak,kearah utara pelabuhan penyeberangan Merak. Pantai ini menawarkan pesona pantai pesisir yang landai dengan pedagang kaki lima di sekitar pantai selain itu pantai ini menawarkan kerindangan yang khas karena tepat berada di balik lereng gunung Batur. Sudah tutup, diganti PLTU Unit 9 dan 10.

Gunung Batur terletak dikawasan kecamatan Pulomerak, dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pusat Kota Cilegon dengan jarak ± 8 km. Adalah suatu daerah tujuan wisata Agro, yang berorentasi pada wisata minat khusus, seperti: Hiking, Camping Area, Study Flora dan Fauna, Jogging, Layang gantung atau gantole

Di Kota Cilegon, terdapat berbagai macam objek vital milik negara Indonesia, antara lain seperti Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading, Pelabuhan Ciwandan, Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water dan Berikat Selat Sunda.

Karena itu banyak disebut menjadi Bukit Teletubbies oleh wisatawan, akhirnya tempat wisata ini pun terkenal dengan nama serial anak-anak itu. Bukit ini sangat cocok untuk kamu yang suka menjelajah saat berwisata.

Pada tahun 2019 tercatat ada 382 masjid dan 287 musholla di Cilegon, tanpa ada satu pun gereja, pura, maupun vihara, meskipun terdapat 6.740 warga Kristen, 1.743 warga Katolik, 215 warga Hindu, 215 warga Buddha, dan 7 warga Konghucu. Proposal pembangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan di Cilegon mengalami penolakan warga, sehingga jemaatnya terpaksa beribadah di Kota Serang.

Sebagai markah tanah (landmark), Cilegon memiliki sebuah tugu yang berada di tengah kota. Tugu ini dibangun dalam rangka sayembara pembuatan landmark yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Cilegon. Pembangunan tugu ini disebut mewakili karakteristik Cilegon sebagai kota industri, kota pelabuhan, dan kota religi.

Pada tahun 1816 dibentuk Districh Cilegon oleh Hindia Belanda dibawah Keresidenan Banten di Kota Serang. Rakyat Cilegon ingin membebaskan diri dari penindasan penjajahan Belanda. Puncak perlawanan rakyat Cilegon kepada Kolonial Belanda yang dipimpin oleh KH. Wasyid yang dikenal dengan pemberontakan Geger Cilegon tepatnya pada tanggal 9 Juli 1888.

Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir (1991-2005), jumlah penduduk Kota Cilegon bertumbuh sebesar 47,18%. Perkembangan jumlah penduduk Kota Cilegon pada periode 2001-2005 bergerak secara rata-rata 2,66% per tahun.

Perkembangan dan kemajuan Kota Administratif Cilegon tersebut tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai dukungan, kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Kuliner khas Kota Cilegon yang terkenal adalah Ayam Bekakak Kranggot, Rabeg, Sate Bandeng dan Sate Bebek Cibeber. Ayam Bekakak Kranggot bentuknya kurang lebih sama dengan ayam bakar biasa tetapi bumbunya menggunakan bumbu khas banten yang sangat kaya akan rempah, sedangkan Rabek adalah sejenis semur daging kesukaan sultan banten yang awalnya berasal dari daerah arab (rabiq), sedangkan Sate Bandeng adalah panganan satai yang terbuat dari daging bandeng tumbuk yang terakhir adalah Sate Bebek Cibeber yaitu sejenis sate yang dibakar dengan bumbu panggang khas cibeber yang berwarna merah namum cukup manis.

Pemerintah Kota Cilegon menyediakan sarana pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ada Juga Perguruan Tinggi Dan Beberapa Universitas Swasta:

Krakatau Country Club adalah pusat rekreasi di tengah Kota Cilegon yang dikelola oleh anak perusahaan Krakatau Steel. Disini terdapat fasilitas berbagai macam kolam renang, padang golf, hotel, spa & sauna, karaoke, lapangan tennis hingga rumah makan khusus ekspatriat.

Selanjutnya ada Batu Gambir yang terletak di Tamansari, Pulomerak, Cilegon. Salah satu tempat wisata di Cilegon ini memiliki pemandangan yang indah berpadu dengan suasana yang sejuk karena masih banyak pepohonan di sekitarnya.

Bahasa yang digunakan masyarakat asli kota Cilegon adalah bahasa Sunda Banten dan Jawa Banten Lor. Pemakaian bahasa Indonesia jamak umum dipakai di seantero Kota Cilegon. Bahasa lain juga dipergunakan oleh para suku pendatang yang turut menambah keberagaman budaya Kota Cilegon.

Cilegon memiliki wilayah yang relatif landai di daerah tengah dan pesisir barat hingga timur kota, tetapi di wilayah utara Cilegon topografinya menjadi berlereng karena berbatasan langsung Gunung Batur, sedangkan di wilayah selatan topografi menjadi sedikit berbukit-bukit terutama wilayah yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Mancak, Serang.

Budaya yang tercipta di Cilegon merupakan budaya campuran (mestizo) tetapi secara umum budaya mereka merupakan budaya Sunda Kuno Banten dengan pencampuran sangat kental dengan pengaruh keislaman dan Jawa. Suku asli Cilegon adalah Suku Sunda Banten. Namun dalam perkembangannya, kehadiran pengaruh Cirebon turut mewarnai, sehingga terbentuklah masyarakat suku Jawa Banten sebagai hasil akulturasi antara kedua budaya tersebut.

Disamping itu Kota Cilegon juga terkenal akan makanan khas lainnya yaitu Kue Gipang, dan Aneka kue ketan dari Kue Ketan Bintul yang khas hingga ketan siram yang manis. Selain itu seiring dengan perkembangannya yang di Kota Cilegon dapat dengan mudah di jumpai beraneka ragam makanan internasional maupun domestik. Restoran Internasional yang banyak terdapat di Kota Cilegon adalah restoran korea dan jepang mengingat banyaknya ekspatriat asal korea yang bekerja di Kota Cilegon.

Dengan ditetapkannya dan disahkannya Undang-Undang Nomor 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Depok dan Kotamadya Cilegon. Status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai pejabat wali kota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.

Secara administratif wilayah berdasarkan Undang-Undang No.15 Tahun 1999 tentang terbentuknya Kota Depok dan Kota Cilegon. Pada tanggal 27 April 1999, Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon.

Dengan demikian untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, serta pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, dipandang sangat perlu Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya.

Dalam perkembangannya Kota Cilegon telah memperlihatkan kemajuan di berbagai bidang baik pembangunan fisik, sosial dan ekonomi yang cukup pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari struktur kota yaitu sebagai pintu gerbang Pulau Jawa-Sumatra.