Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah menyentuh berbagai sektor kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya adalah sektor transportasi. Telah hadir berbagai inovasi di bidang ini, salah satunya adalah teknologi kendaraan listrik. Kendaraan listrik yang sedang populer yaitu sepeda listrik, mobil listrik, skuter listrik, hingga hoverboard.
Hoverboard adalah alat transportasi yang sedang menjadi trend dan digemari banyak orang. Anda pasti sudah pernah melihatnya di berbagai tempat, baik melalui media atau secara langsung. Tak hanya generasi remaja yang menggemarinya, orang dewasa pun senang akan kebaruan teknologi ini. Lalu apa sebenarnya hoverboard dan bagaimana sejarahnya? Simak penjelasan di bawah ini.
Hoverboard merupakan skateboard listrik. Alat ini juga biasa disebut dengan istilah skuter swa-seimbang atau self-balancing scooter karena bentuknya menyerupai skuter namun tanpa pegangan. Hoverboard adalah alat transportasi listrik berupa papan yang memiliki dua roda dan dikendarai dengan menyeimbangkan diri dan mengandalkan baterai. Kendaraan ini memungkinkan penggunanya untuk bergerak tanpa perlu mengayuh atau mendorong menggunakan kaki mereka.
Istilah “hoverboard” pertama kali muncul pada 1967 di novel sci-fi The Hole in the Zero karya M.K. Joseph. Di novel ini, terdapat adegan di mana orang-orang masa depan melakukan kegiatan skating dengan hoverboard. Kemudian pada 1980, istilah tersebut muncul di majalah Texas Monthly. Hoverboard lalu dipopulerkan kembali oleh film trilogi Back to the Future.
Hoverboard dalam buku dan film fiksi ilmiah diidentikkan sebagai sebuah papan skate yang bisa terbang. Kendaraan imajinasi tersebut kemudian dihadirkan ke dunia nyata dengan berbagai upaya rekaan. Skuter swa-seimbang tidak sepenuhnya serupa dengan hoverboard fiksi karena tidak bisa melayang. Namun teknologi tersebut tetap disebut dengan hoverboard karena fungsinya yang mendekati hoverboard. Sehingga ada dua model utama hoverboard, yaitu hoverboard berupa papan skate melayang dan hoverboard yang berupa skuter tanpa gagang.
Konsep hoverboard sebenarnya sudah muncul mendahului istilahnya di karya fiksi. Gagasan akan Flying Platform atau papan layang ditemukan pada tahun 1950-an. Saat itu, papan skateboardnya berukuran cukup besar dengan diameter sekitar 8 kaki. Perangkat prototipe tersebut dinamai Hiller 1031-A-1 yang diperuntukan bagi keperluan militer dan hanya dikendari oleh pilot ahli yang sudah melakukan pelatihan manuver.
Flying Platform Hiller memang berhasil diterbangkan, namun kendaraan tersebut tidak berhasil lolos pengujian untuk situasi pertempuran. Hal ini dikarenakan kecepatannya hanya bisa sampai 16 mil/jam sehingga terlalu lambat untuk bertempur. Model prototipe kedua dengan kode VZ-1 merupakan peningkatan dari model awal, namun masih dirasa terlalu berat untuk dikendarai. Karena menemui jalan buntu, program Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS ini tidak dilanjutkan.
Hoverboard dengan konsep skuter tanpa gagang pertama muncul pada 2014 di salah satu pameran di China, Canton Fair. Saat itu, perusahaan Chic Robotic merilis self-balancing scooter dengan nama Smart S1. Produk ini adalah hoverboard yang kita kenal sekarang, berupa papan yang tidak melayang namun bisa berguling mulus memakai roda. Produk hoverboard tersebut kemudian populer di publik sehingga banyak perusaahaan lain kemudian menciptakan teknologi serupa. Alat ini kemudian menjadi trend di seluruh dunia karena banyak pesohor yang mulai memakainya.
Sekitar setahun setelahnya, perusahaan Hendo hadir mengenalkan produk hoverboard pertama di dunia. Hoverboard ini benar-benar bisa melayang meskipun tidak tinggi. Alat ini dikembangkan oleh Arx Parx dengan didanai oleh Kickstarter. Hoverboard layang tersebut mengandalkan kumparan elektromagnetik untuk bisa melayang di udara. Hendo saat ini sedang serius mengembangkannya menjadi lebih canggih lagi.
Tidak lama setelah itu, Lexus juga merilis hoverboard bernama SLIDE yang juga bisa melayang. Slide dirancang khusus untuk melayang di atas taman skate melalui dukungan medan magnet. Produk keluaran Lexus ini telah diuji coba oleh atlet skateboard profesional Ross McGouran dan terbukti mampu untuk melintasi permukaan solid bahkan genangan air.